Breaking News
---

SISWA SMK KARAWANG TERBANYAK MENGULANG UN DI JAWA BARAT

KARAWANG,PELITA ON LINE-.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menetapkan tiga faktor utama yang dimungkinkan menjadi penyebab tingginya angka ketidaklulusan pada pelaksanaan ujian nasional tahun ini di hampir seluruh wilayah Indonesia

Demikian diungkapkan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Jemari Mardapi kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (27/4/2010). "Faktor pertama adalah semakin seriusnya obyektivitas UN dengan keterlibatan PTN. Artinya, inilah konsekuensinya agar UN menjadi lebih kredibel sebagai salah satu syarat masuk PTN yang kita cita-citakan bersama selama ini," ujar Mardapi.Lanjutnya,BSNP akan menelusuri kemungkinan terlambatnya faktor sosialisasi UN yang dimulai dari provinsi, kemudian ke kabupaten, lalu ke sekolah-sekolah,sambung dia, Adalah kualifikasi atau kompetensi guru yang kemungkinan besar belum memenuhi persyaratan.
BSNP akan melihat langsung ke daerah-daerah yang banyak mengalami persoalan ketidaklulusan yang tinggi. Hasil penelusuran itu akan direkomendasikan ke Kementerian Pendidikan Nasional untuk dicarikan pemecahannya.Selain itu, berdasarkan evaluasi itu pula BSNP akan melihat sekolah-sekolah yang bisa mencetak prestasi angka kelulusan hingga 100 persen."Kenapa bisa begitu, strategi mereka kami harapkan bisa dibagikan ke sekolah-sekolah lain," pungkasnya.

Di tempat terpisah,Masih ada syarat lainnya yang harus dipenuhi untuk memajukan pendidikan.Syarat lain itu ialah alokasi dana pendidikan untuk renovasi ruang kelas, gedung sekolah, buku, fasilitas laboratorium, manajemen kepala sekolah, dan dukungan kepala daerah terkait peningkatan pendidikan.misal, Di Kota Kupang kebijakan peningkatan guru belum mengembirakan, seperti banyaknya guru menjadi tenaga administrasi di kantor wali kota.,persoalan tersebut menjadi pemicu merosotnya angka kelulusan ujian nasional (UN) NTT 2010.CONTOH Pasalnya, sesuai pengumuman hasil UN angka lulusan UN NTT paling rendah se Indonesia.belum ada sinergitas antara pemerintah provinsi dan kabupaten.Pihak kabupaten menolak diintervensi karena persoalan otonomi daerah. Itu sebabnya,Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga tidak bisa melarang bupati dan wali kota mengalihkan profesi guru menjadi tenaga administrasi,camat,dan kepala Satuan,jelasnya.

Contoh menjadi kenyataan,Enam Pemegang Nilai 10 Matematika tidak Lulus UN.Enam peserta ujian nasional (UN) sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak lulus meski nilai matapelajaran matematika mereka 10.Pasalnya, nilai sosiologi mereka hanya berkisar 1,40 sampai 4,40.Semua siswa itu berasal dari Kabupaten Timor Tengah Selatan.Satu di antaranya,yakni Loisa Loin asal Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Amanuban Tengah dengan jumlah nilai 32,95. Adapun nilai mata pelajaran lainnya yakni bahasa Indonesia 1,60, bahasa Inggris 4,20,ekonomi 7,75, sosiologi 4,40, dan geografi 5,00. Lima peserta UN lainnya berasal dari SMA Kristen Amanuban Selatan, yakni Abraham Bia, Ade Tanaem, Animia Tefa, Samuel Fotis, dan Ontri Banunaek.Penurunan nilai mata pelajaran sosiologi,menjadikan rata-rata nilai nilai ujian tidak mencapai 5,5.

Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda,dan Olahraga (PPO) NTT Thobias Uly mengatakan, dari sebanyak 22 siswa berasal dari kelompok ilmu pengetahuan sosial (IPS), termasuk enam siswa tersebut memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, hanya 14 orang lulus karena rata-rata nilainya mencapai 5,5. "Ada yang nilai bahasa Indonesianya 4,60, tetapi nilai mata pelajaran lainnya di atas 5,00," tandasnya.


Di Medan,"Sementara itu menurut Anggota Komisi B DPRD Medan Salman Alfarisi menilai,gagal dalam UN dinilai wajar dan justru diragukan kebenarannya jika semua siswa lulus UN. Jika benar ada sekolah yang menyatakan seluruh siswanya lulus UN,justru akan menjadi persoalan besar.Ia mengatakan bahwa kegagalan UN jangan dibesar-besarkan, sebab hal itu wajar."Yang terpenting kepada para siswa yang gagal diharapkan tidak melakukan hal-hal yang tidak benar. Sebaiknya jadikan ujian ulangan nantinya sebagai motivasi tersendiri untuk mencapai kelulusan yang sempat tertunda," paparnya. Salman juga mengingatkan,para siswa yang gagal agar menjadikan kegagalan tersebut sebagai pelajaran yang berarti dengan belajar lebih serius sehingga dapat menghindarkan mereka dari kejenuhan, kekecewaan, bahkan stress dalam Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas/Sederajat tahun ini.pungkasnya.

Di Jawa Barat Koordinator UN Dinas Pendidikan Jawa Barat Asep Hilman,di Bandung,Sabtu
Asep menjelaskan,Persentase kelulusan UN tingkat SMK di Jawa Barat tahun 2010 turun dibandingkan tahun sebelumnya. "Tahun lalu persentase kelulusan SMK mencapai kisaran 98 persen tahun ini turun menjadi 94,04 persen,"Ia menyatakan,meskipun turun,tingkat kelulusan UN di Jawa Barat masih yang terbaik untuk tingkat nasional setelah Bali."Untuk kelulusan SMK, kita nomor dua setelah Bali. Jadi di Pulau Jawa kita masih tetap yang terbaik," katanya.

Seterunya,Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingkat kelulusan UN SMK di Jabar turun,di antaranya standardisasi kelululusan UN yang dinaikan serta pemantauan dari tim pemantau indipenden jauh lebih intensif.

Dia mengatakan pula,UN Ulangan untuk tingkat SMK di Jawa Barat akan dilaksanakan pada 10 hingga 14 Mei. "Pelaksanaanya kita serahkan ke setiap Disdik Kabupaten/Kota yang ada di Jabar,"jelas Asep.Jumlah siswa SMK di Jawa Barat yang paling banyak diharuskan mengulang UN ialah Kabupaten Karawang yakni 2.546 siswa,Sebanyak 228 atau 4,91 persen, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tercatat sebagai peserta Ujian Nasional (UN) tahun 2010 di Kabupaten Cianjur,Jawa Barat,tidak lulus.

Hasil akhir Ujian Nasional yang akan diumumkan,Senin (26/4), menyatakan 4.408 siswa atau sebesar 95,09 persen, dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan ke bangku kuliah, kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Cianjur Donni Drajat, Minggu (25/4).Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil yang diperoleh dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, secara umum, tingkat kelulusan UN SMA tahun 2010 di Cianjur, sebesar 95,09 persen. "Persentase itu, dihitung berdasarkan jumlah peserta UN tingkat SMA sebanyak 4.636 siswa, 95,09 persen atau sekitar 4.408 siswa dinyatakan lulus," katanya.

Ia menambahkan, berdasarkan jurusan, tingkat kelulusan jurusan IPA pada UN kali ini sebesar 98,98 persen, jurusan IPS sebesar 90,69 persen dan jurusan bahasa sebesar 95,09 persen. Para peserta UN tingkat SMA tersebut, berasal dari 40 sekolah yang tersebar di wilayah Kabupaten Cianjur. Terdiri dari SMA negeri sebanyak 13 sekolah dan SMA swasta sebanyak 27 sekolah. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tingkat kelulusan UN tahun 2010 sebesar 96,76 persen dari jumlah peserta sebanyak 5.260 siswa. Jumlah peserta tingkat SMK yang dinyatakan lulus sebanyak 5090 siswa atau sebesar 96,76 persen. Sedangkan peserta yang tidak lulus sebanyak 170 siswa atau sebesar 324 persen. Bagi peserta yang tidak lulus itu, ungkap Donni, akan diadakan UN ulang, yang rencananya dilaksanakan, Senin (10/5). Sedangkan lokasinya akan ditentukan nanti.Untuk lokasi bagi siswa yang tidak lulus dan harus mengulang, kita akan pusatkan dalam satu lokasi yang sama," jelasnya./YH.
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan