Breaking News
---

Mendikbud Hadiri Promosi Doktor Mahasiswa Palestina

Surabaya -PELITAKARAWANG.COM- Memberikan dukungan untuk bisa maju dibidang pendidikan sebagaimana bangsa-bangsa lain, Mendikbud Mohammad Nuh, secara khusus datang untuk menghadiri ujian terbuka doktor Nedal A M. Jabari, mahasiswa Palestina yang mengambil program doktor di Jurusan Teknik Elektro ITS, Sabtu (26/1) siang.
Bagi Jurusan Teknik Elektro ITS, ini adalah kali pertama, meluluskan doktor yang berasal dari luar negeri. Disertasi mahasiswa kelahiran Hebron, Palestina ini bertajuk Adaptive Virtual Classroom Model (AVCM) Based on Student Modelling and Course Sequencing.
Selain Mendikbud hadir pula memberikan dukungan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz N Mehdawi, dan Pimpinan Yayasan Dana Sosial Al Falah, Abdul Kadir Baraja, yang dalam kesempatan tersebut memberikan bantuan kepada warga Palestina untuk bidang pendidikan sebesar Rp 250 juta.
Dalam sambutannya Mendikbud mengatakan, kehadirannya dalam promosi doktor ini merupakan dukungan riil baik sebagai peribadi maupun pemerintah, agar bangsa Palestina juga memperoleh pendidikan yang sama di muka bumi. “Saya punya pengalaman pribadi dengan orang Palestina ketika belajar di Prancis, mereka itu bangsa yang cerdas dan mampu bekerjasama dengan baik dengan bangsa mana pun. Kegigihannya untuk memperjuangkan kemerdekaan adalah salah satu contohnya,” katanya.
Karena itu, hubungan baik dengan Palestina, kata Nuh, tidak hanya sebatas lahiriah belaka tapi sudah masuk ke hubungan batin. “Selamat kepada Sdr Nedal, terus kembangkan dan majukan bangsa Palestina dengan ilmu yang telah Anda dapatkan di ITS,” katanya.
Nedal yang dalam hasil sidangnya diputuskan lulus dengan predikat cumlaude itu mengatakan, selama ini ia menemukan fakta bahwa tingkat pemahaman pelajar yang berbeda-beda dalam suatu kelas. Hal inilah yang mendorong dia untuk melakukan riset terkait hal tersebut.
Lulusan doktor ke-24 Program Doktor Teknik Elektro ITS ini mengungkapkan bahwa perbedaan itu disebabkan banyak faktor. Seperti halnya tingkat pengetahuan, kemampuan, kesenangan terhadap suatu mata kuliah, dan sebagainya.
Konsep sistem pembelajaran adaptif inilah yang ia usung sebagai alternatif yang mampu menyelesaikan atau meminimalisir masalah tersebut. ''Ini karena keuntungan yang diberikan sistem ini,'' tegas dosen di Palestine Technical College.
Lebih lanjut, Nedal menjelaskan bahwa sistem ini juga dilengkapi dengan kemampuan untuk menambah atau mengganti komponen tanpa mengubah sistemnya. Model sistem menggunakan data independen dan mudah digunakan tanpa harus membutuhkan pelatihan tingkat tinggi bagi pelajar dan pengajar pemula. ''Selain itu, masih menggunakan perangkat sederhana seperti Page Hypertext Preprocessing (PHP) dan Structured Query Language (SQL),'' tutur pria kelahiran 23 Maret 1970 itu. (kem) www.pelitakarawang.com
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan