Breaking News
---

Plat Nomor Ganda Anggota Dewan di Temukan Mahasiwa Karawang

Karawang-PELITAKARAWANG.COM -. Tepat pukul sepuluh pagi (22/5), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GMNI) cabang Karawang melakukan aksi demonstrasi di kompleks gedung pemerintahan daerah (Pemda).

Dalam aksi ini, mereka menemukan satu keganjilan di gedung DPRD (dewan perwakilan rakyat daerah) Karawang. Ada sebuah mobil warna hitam parkir tepat di depan pintu masuk gedung dewan, padahal jelas terpasang disana rambu-rambu dilarang parkir. Mobil yang kemudian diakui milik Suroto (sekretaris dewan) diam membeku tepat di pintu masuk gedung dewan, sementara di sampingnya terpampang jelas rambu-rambu dilarang parkir dengan simbol ‘P’ dicoret.

Ternyata, keganjilan kembali ditemukan puluhan massa demonstran ini. Salah seorang massa aksi menemukan mobil yang terparkir tadi, rangkap plat nomornya. Mobil hitam type Suzuki Grand Vitara ini punya dua warna plat nomor, merah dan hitam. Ada plat nomor warna hitam yang diselipkan di depan plat nomor warna merah. Plat nomor warna hitam ini tidak dipasang permanen menggunakan baut, alias bisa dibongkar-pasang. Pemasangan tidak permanen ini jelas menandakan kalau pemiliknya bisa dengan mudah mengganti fungsi mobil dari kendaraan dinas, menjadi milik pribadi.

Massa aksi kemudian berinisiatif melakukan razia mendadak di kompleks gedung Pemda Karawang. Dengan berjalan kaki, massa aksi berkeliling mencari mobil ‘nakal’ berplat nomor ganda. Secepat inisiatif mereka, secepat itu pula beberapa mobil melarikan diri keluar dari kompleks Pemda, menghindari razia mahasiswa.

Selang beberapa saat, salah seorang massa aksi menemukan satu lagi mobil berplat nomor ganda milik Suherno, anggota legislatif komisi C DPRD Karawang. Kali ini, tidak seperti mobil dinas milik Suroto, plat mobil dinas milik Suherno dipasang permanen menggunakan baut. Plat warna hitam pada mobil tipe Toyota Avanza milik Suherno diikat kuat menggunakan baut, menutupi plat warna merah di belakangnya.

Mahasiswa yang awalnya berniat memberikan sindiran berupa sumbangan renovasi gedung DPRD dalam bentuk koin, kecewa berat atas tindakan oknum anggota Dewan. Bahkan, salah satu orator memberikan ultimatum pada pengguna mobil dinas, jika mereka tidak keluar untuk memberikan klarifikasi terkait plat nomor ganda, mahasiswa akan merangsek masuk ke dalam gedung dewan.

 Tidak juga didengarkan, akhirnya puluhan aktifis GMNI Karawang melakukan sweeping masuk ke dalam gedung dewan. Sempat terjadi ketegangan saat massa aksi merangsek masuk ke dalam salah satu ruangan rapat, tempat dimana DPRD Karawang menyambut kunjungan DPRD Lombok.

Suroto, pemilik mobil berplat nomor ganda sekaligus sekretaris dewan akhirnya datang menemui mahasiswa di tengah-tengah ketegangan. Dalam klarifikasinya, Suroto beralasan mobil dinas yang ia pergunakan punya dua fungsi. “Dalam tugas kedinasan saya, ntuk urusan ke partai-partai saya menggunakan plat nomor hitam, sedangkan untuk urusan lainnya saya menggunakan plat nomor merah.”

Klarifikasi ini dimentahkan oleh salah seorang massa aksi, ia berkesimpulan apapun bentuknya, tugas kedinasan harusnya tetap menggunakan plat nomor merah. “Apapun bentuknya, yang dipakai adalah mobil dinas bukan mobil pribadi,” tutur Putra, sekretaris GMNI Karawang. Ia menambahkan, siapapun yang diamanati mobil dinas tidak punya kewenangan untuk mengubah warna plat.

Hal yang sama dituturkan Ketua GMNI Karawang, Dian Suryana. “Tidak ada alasan rasional yang bisa menjelaskan penggunaan plat ganda ini.”

Banyak Mobil Berplat Ganda

Entah sengaja atau tidak, Suroto sempat mengatakan kalau tidak hanya dirinya yang menggunakan mobil berplat ganda. “Ada banyak,” tuturnya. Mahasiswa secara spontan lantas membalas perkataan Suroto. Suroto kemudian buru-buru beretorika mengklarifikasi ucapannya. “Lebih dari satu berarti banyak kan?”
                
Suroto kemudian memberikan jaminan, kalau ia akan memberikan surat edaran kepada anggota dewan lainnya agar tidak menggunakan plat nomor ganda. Jaminan ini disambut mahasiswa dengan meminta Suroto untuk memberikan daftar asset Pemda agar GMNI bisa mengawasi penggunaan asset Pemda. Disitu juga disinggung penggunaan gedung GOW (gabungan organisasi wanita) yang notabene adalah asset Pemda dikomersiilkan oleh pengurusnya. “Padahal dulu, kami menggunakan salah satu gedung GOW sebagai ruangan kelas untuk belajar anak jalanan. Sekarang anak jalanan dilarang menggunakan ruangan kelas tersebut,” tutur massa aksi.

Aksi mereka kali ini adalah tindak lanjut dari aksi hari sebelumnya, Senin (20/5) di bundaran mall Ramayana sekaligus juga memperingati hari kebangkitan nasional (Hardiknas). Pada aksi yang dilakukan Senin malam ini, puluhan mahasiswa menggalang dana ke masyarakat sepanjang rute aksi, dimulai dari titik Karang Pawitan sampai bundaran mall Ramayana. Semua dana yang terkumpul diberikan kepada DPRD dan Bupati sebagai sindiran kalau rakyat Karawang masih peduli pada perbaikan infrastruktur dengan memberikan sumbangan koin kepada Pemda Karawang. (ds) .

www.pelitakarawang.com
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan