KARAWANG-PEKA-.Sebanyak 53 orang ahli waris korban Rawagede akan mendapatkan dana hibah bantuan berupa uang dari Pemerintah Belanda. Kucuran dana hibah itu disambut dengan suka cita oleh ahli waris. Mereka sudah satu tahun menunggu kucuran dana tersebut,dengan bantuan Kaswan, yang mengurus kelengkapan adminisrasi dan dokumen ahli waris.(18/12/2016).

Tarsih, (71), ahli wa dengan ditinggalnya orang tua, Naiman saat itu ditembak Belanda harus berpisah dengan ibunya ikut neneknya sejak kecil di Kampung Tarikolot, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok.

“Sungguh sangat menyedihkan hidup diwaktu kecil ditinggal orang tua laki-laki karena harus ikut dengan nenek. Kalau diperintah nenek belanja ke Bekasi, menyebrang Citarum dilarang menggunakan perahu, suruh nyebrang aja,” ungkapnya.

Lukman, (75), ahli waris Siot, sudah satu bulan menunggu pencairan dana hibah dari Belanda. Kini, dia tinggal di Indo Lampung, Sumatera pindah tempat tinggal. Ia berada di Rawagede tinggal bersama adiknya, menunggu pencairan dana hibah dari Belanda. “Sudah satu bulan saya menunggu,” katanya.

Kepala Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta, H Mamat, mengumpulkan ahli waris pada tanggal 28 November 2016 di Aula Desa Balongsari. 

Menurutnya, korban tragedi Rawagede sebanyak 400 orang. Namun yang tercatat di batu nisan 181 orang.

“Dari 181 orang, ahli waris sebanyak 53 orang yang masih hidup,” katanya, saat diwawancara wartawan.

Kepada ahli waris, H Mamat menyampaikan, pemerintah Belanda menitip beratkan hibah ini sangat terbuka tidak ada yang ditutupi, karena pihak desa didampingi dari Reskrim Polres Karawang, dengan membawa integritas dari pihak pemerintah Belanda kepada seluruh ahli waris.

Kata dia, Kepala desa, Kepolisian bekerjasama dengan KBRI dan Yayasan KUKB (Komite Utang Kehormatan Belanda) yang dipimpin oleh Jeffri M Pondaag untuk mengurus dana hibah dari pihak Belanda.“Kita terbuka semuanya, tidak ada potongan apa pun nyampe ke ahli waris,” katanya.

Ketua Yayasan K.U.K.B, Jeffri M Pondaag, menyebutkan Mentri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, mengetahui hal ini.

“Kita bukan musuh Belanda. Tetapi, Belanda memiliki utang ke Indonesia, salah satunya Rawagede, akibat peristiwa dahulu,” ujarnya.

Dengan demikian, kepada DPR-RI Jeffri  meminta perhatian. Tak terkecuali untuk Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. “Kita perlu perhatian dari wakil rakyat dan presiden untuk masalah ini untuk membantu masyarakat,” tandasnya.@ujang-oca.