PELITAKARAWANG.COM-.Pemerintah provinsi menargetkan Rp 400 miliar deviden dari seluruh BUMD Jawa Barat pada tahun 2020. Target tersebut cukup realistis dengan sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah di tahun 2019 ini."Kami lakukan open bidding, evaluasi BUMD dengan, kompilasi data yang lengkap, restrukturisasi BUMD, pembenahan ad/art bumd. Selain itu kita melakukan sinergitas BUMD dan BUMN, mempertemukan kerja sama dengan pihak swasta karena tahun ini tidak semua dapat modal karena terbatas,"kata Kepala Biro Investasi dan BUMD setda Pemprov Jabar Noneng Komara Nengsih di Gedung Sate, Jalan Diponegoro,Bandung.
Untuk 2019 ini, pihaknya menargetkan deviden sebesar Rp 366 miliar. Berdasarkan evaluasi semester pertama pihaknya optmistis bisa tercapai meski ada bebebrapa BUMD yang tahun ini tidak menyumbang deviden.
"PT Agronesia itu sebenernya memiliki keuntungan tapi karena ada kewajiban yang harus mereka penuhi seperti utang ke bank dan membayar pesangon jadi tahun ini tidak menyumbangkan deviden. Selain itu juga PT TGR yang alam kerugian sehingga dalam waktu 1-2 tahun harus menutupi kerugian dari keuntungan saat ini, tapi mudah-mudahan dengan pengelolaan SPAM Bandung Selatan berjalan, mereka bisa setor deviden," kata dia.
Lainnya yaitu BIJB karena usaha bandara bisa menyetor deviden setelah 8 hingga 12 tahun beroperasi. BIJB belum saatnya BEP (break even point).Saat ini,Bank Bjb menjadi penyumbang dominan deviden dari BUMD untuk Pemerintah Provinsi Jabar. Selain itu, Migas Hulu Jabar ada diposisi kedua.
Sementara itu, Noneng menambahkan tahun 2020 pihaknya akan menyuntikkan modal sebesar Rp 100 miliar untuk beberapa BUMD.
Asisten Daerah bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Jabar Eddy Iskandar Muda Nasution mengatakan, untuk BUMD yang belum menghasilkan deviden tersebut pihaknya sudah memberikan jalan dengan mengelola salah satu proyek milik pemerintah. Lainnya, Eddy mendorong BUMD untuk mengoptimalkan aset mereka.
"Seperti halnya Jaswita contohnya, banyak aset yang dikelola dan potensi pariwisata di Jabar yang bisa mereka garap seperti di kawasan Kertajati.Jaswita sekarang sudah menghasilkan Rp 2 miliar setahun," ujar dia.
Selebihnya, Eddy mengatakan, pihaknya saat ini masih mengaji BUMD yang harus dimerger. Di antaranya BPR milik BUMD Jabar di Cirebon. (yt)