Mengacu pada Roadmap Pengendalian Inflasi Daerah yang meliputi Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif, program kerja TPID Provinsi Jawa Barat tahun 2020, juga mencakup upaya optimalisasi pengelolaan pasar sebagai bagian dari fungsi stabilisasi harga. 
Dengan mempertimbangkan perkembangan harga komoditas volatile food seperti daging ayam ras, ikan segar, daging sapi yang cukup fluktuatif dan berkontribusi besar terhadap perkembangan inflasi Kota Bogor, ketersediaan pasokan komoditas tersebut perlu dikelola dengan baik. 
Atas dasar kondisi tersebut, dalam rangka kerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor dan Perumda Pasar Pakuan Jaya, pada Rabu (15/7), Bank Indonesia Jawa Barat memberikan bantuan berupa fasilitas 3 (tiga) unit cold storage sebagai bagian dari solusi manajemen logistik Kota Bogor. 
"Keberadaan cold storage tersebut diharapkan dapat menjadi media pengelolaan buffer stock stabilitas harga komoditas di pasar dapat terjaga dengan baik," kata Kepala BI Jabar Herawanto. 
Selain itu, sebagai bentuk kepedulian sosial dan dukungan Bank Indonesia  terhadap penerapan protokol kesehatan di era Adaptasi Kebiasaan Baru atau AKB  Bank Indonesia Jawa Barat kembali memberikan bantuan berupa 500 (lima ratus) paket sembako dan Alat Pelindung Diri (APD).
Penyerahan bantuan dilakukan di Kediaman Wali Kota Bogor, dan diterima langsung oleh Walikota Bogor beserta jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Bogor, Bima Arya, serta disaksikan oleh jajaran SKPD Kota Bogor.
Selanjutnya, melalui penguatan Masyarakat Peduli Inflasi dalam kerangka program urban farming, revitalisasi pasar untuk pengendalian inflasi komoditas pangan volatile dan pemberian paket bantuan sosial Bank Indonesia ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya mempercepat pemulihan ekonomi yang tedampak Covid-19. 
"Hal ini juga sejalan dengan upaya kita bersama untuk terus mengendalikan virus Covid-19 namun dengan tetap menumbuhkan perekonomian masyarakat. Menumbuhkan perekonomian masyarakat, tanpa melupakan protokol kesehatan yang ditetapkan. “Kill the virus, but not the economy”," tutupnya. **ts