Setelah virus corona disebut bisa menyebabkan kehilangan indera penciuman dan rasa, kini dokter memperingatkan bahwa mereka yang terinfeksi juga dapat kehilangan pendengaran, menurut sebuah laporan.

ilustrasi orang tuli

Para ahli di The University of Manchester mempelajari 121 orang dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Wythenshawe yang ditanyai tentang gejala yang menetap selama dua bulan setelah dipulangkan. Demikian seperti dilansir dari New York Post.

Delapan dari mereka melaporkan kehilangan pendengaran dan delapan lainnya mengatakan mereka menderita tinnitus, atau berdenging di telinga.

"Kita sudah tahu bahwa virus seperti campak, gondong dan meningitis dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan virus korona dapat merusak saraf yang membawa informasi ke dan dari otak," kata Kevin Munro, seorang profesor audiologi di Universitas Manchester.

"Mungkin saja, secara teori, Covid-19 dapat menyebabkan masalah dengan bagian sistem pendengaran termasuk telinga tengah atau koklea," tambahnya, Mirror melaporkan.

"Misalnya, neuropati pendengaran, gangguan pendengaran di mana koklea berfungsi tetapi transmisi di sepanjang saraf pendengaran ke otak bisa menjadi fitur," kata Munro.

Dia mengatakan virus mematikan juga dapat berdampak pada kehilangan pendengaran dan tinnitus yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu ada "kebutuhan mendesak untuk penelitian berkualitas tinggi untuk menyelidiki efek akut dan sementara Covid-19 pada pendengaran dan sistem audiovestibular".

Beberapa orang yang sembuh dari penyakit menemukan bahwa gejala mereka bertahan selama berbulan-bulan.**