Hasil tangkapan ikan nelayan Ciparagejaya di potong melalui Koperasi KPPL Samudera Mulya. Dimana hasil penghimpunan pendapatan bapak-bapak nelayan itu, di alokasikan salah satunya untuk guru honor di lembaga pendidikan dibawah naungan Yayasan Nurul Bahri Ciparagejaya Kecamatan Tempuran. Minimnya perhatian pemerintah dengan keterbatasan bantuan operasional, mengharuskan guru bersama pengurus yayasan rapat door to door karena ketiadaan sekretariat, bahkan saat pendapatan nelayan menurun, para guru honorer di yayasan yang bergerak di tingkat RA, MI dan SLTA ini terancam tidak dapat honorarium. 


Manajer TPI Ciparagejaya, Kartono mengatakan, para guru dan dewan guru bersama ketua Yayasan Nurul Bahri rapat dor to dor karena ketiadaan sekretariat. Sebab, selama ini yayasan yang bergerak di bidang pendidikan RA, MI dan SLTA ini, honornya dari hasil tangkapan bapa - bapa nelayan yang uangnya di potong melalui koperasi KPPL Samudra Mulya. Yayasan sebutnya, selama ini berjalan membidangi pendidikan dan tidak punya Sekertariat, bahkan kalau rapat hanya dari rumah kerumah. "Apakah pemerintah tidaj kasihan kepada anak-anak nelayan yang selama ini kurang di perhatikan pemerintah, masa honornya saja harus dari pungutan bapa-bapak nelayan, "Katanya.

Generasi anak nelayan di Ciparagejaya sebutnya yang berprestasi mau di kemanakan. Padahal, Ciparage ini punta potensi besar dari perikanan. Begitu juga dengan nelayanya yang sangat kesusahan untuk keluar masuk mulut muara yang sudah dangkal. "Kalau nelayan gaj berangkat, bisa-bisa anak anak nelayan mogok sekolah,dan honor guru yayasan dari mana? Yang ada saja harus gajian 2 bulan sekali. Itupun kalau pendapatan dari bapak-bapak nelayan masuk,dan bisa melaut. Karena sekarang nelayan kesusahan melaut , " Katanya. (RS)