Sabtu, 27 Maret 2021, seluruh wilayah di Indonesia akan gelap gulita selama satu jam.

Hal itu berkaitan dengan pelaksanaan Earth Hour pada pukul 20.30-21.30 pada waktu setempat.

Tahun ini, di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan Earth Hour dilakukan dengan metode online atau daring dan akan diikuti oleh 32 kabupaten/kota dan provinsi.

Kegiatan itu akan dimulai dari Kota Bandung, Jawa Barat.

"Tahun ini Earth Hour di dunia sudah diikuti oleh 190 negara dan di Indonesia ada 32 kota, kabupaten dan provinsi yang akan berpartisipasi," kata CEO Yayasan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Dicky Simorangkir.

"Dan diikuti oleh 2.000 volunteer aktif di seluruh Indonesia. Perayaan Earth Hour akan dipusatkan di Bandung," tambah Dicky dalam konferensi pers virtual dipantau dari Jakarta, Jumat, 26 Maret 2021.

Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang digawangi oleh WWF pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya.

Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemadaman lampu selama satu jam sebagai usaha meningkatkan kesadaran akan perlunya langkah serius menghadapi perubahan iklim.

Dalam peringatan pada 2021 yang masih dibayangi oleh pandemi Covid-19 di mana pembelajaran bahwa manusia bergantung pada alam.

Dicky mengatakan pandemi yang terjadi sejak 2020 dan serangkaian bencana alam menyadarkan bahwa manusia akan menanggung konsekuensi dan dampak atas segala perubahan yang terjadi pada alam, baik dalam hal sosial, ekonomi, ekologi maupun kesehatan.

"Inilah saatnya bagi kita untuk menjaga Bumi kita dan keanekaragaman hayatinya dan memastikan bahwa sumber daya tersebut berkelanjutan sampai dengan generasi penerus kita nantinya," tegas Dicky dilansir Antara.

Dia menegaskan tahun ini penting bagi Bumi, karena para pemimpin politik akan mengambil keputusan terkait perubahan iklim dan pelestarian iklim.

Karena itu Dicky mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat dalam Earth Hour.

Momen Earth Hour itu akan dilaksanakan secara daring selama 360 menit di kanal media sosial Earth Hour Indonesia, dan terhubung dengan masyarakat di berbagai belahan Bumi yang berbeda.

Dalam kesempatan serupa, pakar pendidikan sekaligus anggota badan pengurus Yayasan WWF Indonesia Najelaa Shihab mengatakan, Earth Hour juga tidak hanya penting bagi lingkungan hidup, tapi juga dalam pendidikan dan pembentukan karakter pemuda.

Najelaa menyinggung bahwa kegiatan itu sejalan dengan tujuan Pelajar Pancasila yang ingin dicapai pemerintah, dengan salah satu profilnya pentingnya adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Foto : Peta Indonesia

"Itu juga sangat erat berkait dengan akhlak kepada lingkungan, bagaimana menjaga lingkungan itu sebetulnya bagian dari menumbuhkan integritas, pemahaman beragama dan spiritual yang utuh di pemuda-pemuda dan anak-anak Indonesia," tegasnya.***


Sumber : Galamedianews