PT PLN (Persero) memprediksi beban puncak malam jelang Idulfitri atau malam takbiran sebesar 20 ribu megawatt (MW) di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Jumlah ini lebih rendah 9 ribu MW dari daya maksimal kelistrikan Jawa, Madura dan Bali yang mampu memasok hingga 29 ribu MW.

"Meskipun di tengah pandemi covid-19, kami berkomitmen terus siaga menjaga pasokan listrik, khususnya untuk libur Idulfitri 1442 H. Kami ingin perayaan Idulfitri di rumah masing-masing tetap terasa bermakna," ungkap Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali PLN Haryanto WS dalam keterangan resmi, Selasa (11/5).

Selain itu, PLN memprediksi beban puncak listrik di wilayah Sumatra sebesar 2.184 MW pada malam jelang Lebaran. Jumlahnya juga dibawah dari daya maksimal sistem Sumatra Bagian Utara (SBU) yang sebesar 2.695 MW.

Sementara, beban puncak listrik di Kalimantan diprediksi sebesar 1.134 MW. Angkanya di bawah daya maksimal yang mencapai 2.025 MW.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Syamsul Huda menjelaskan konsumsi listrik di Maluku dan Maluku Utara diprediksi 204 MW, Papua dan Papua Barat diprediksi 628 MW, Nusa Tenggara Barat (NTB) diprediksi 345 MW, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) diprediksi 209 MW.

"Dengan pasokan listrik yang handal, kami memastikan masyarakat bisa beribadah dan merayakan Lebaran dengan tenang dan nyaman," kata Syamsul.

PLN menetapkan masa siaga perayaan Idulfitri tahun ini dimulai 6 Mei-21 Mei 2021. Selama masa siaga, PLN meniadakan pemeliharaan dan pekerjaan konstruksi, menerbitkan SOP khusus siaga, menyiagakan paket di pembangkitan, transmisi dan distribusi, serta melaporkan kondisi kelistrikan secara berkala ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Selain itu, PLN juga menyiapkan kendaraan sebanyak 4.591 unit dan 2.660 unit genset. Unit Gardu Bergerak (UGB) dan Uninterruptible Power Supply (UPS) akan menjadi cadangan suplai pasokan listrik saat terjadi gangguan.*CNN