Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat banyak siswa di pelosok desa putus sekolah. Kebanyakan dari mereka yang lulusan SD tahun ajaran 2020/2022 masih ada yang tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP sederajat, karena kondisi ekonomi dan kesehatan.
Dengan adanya Struktur kurikulum program pendidikan kesetaraan yang hadir, bertujuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor
20 Tahun 2016 dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program program pendidikan kesetaraan yaitu:
1. Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
2. Paket B: Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja, dan
3. Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha, Sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun
2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta
didik yang berisi program pengembangan kecakapan hidup yang
mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan
kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan
Melihat kondisi itu, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Assolahiyah, bekerja sama dengan Desa Muara, Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Cilamaya. Membuat satu sistem sekolah berbasis lingkungan untuk menjaring anak-anak petani dan nelayan yang putus sekolah.
Dikatakan Ketua Yayasan Asolahiyah, Heru Saleh, program sekolah berbasis lingkungan ini merupakan bentuk inovasi Pendidikan di tengah Pandemi Covid-19.
Meski dalam kondisi yang serba sulit, anak-anak di pelosok desa tetap memiliki hak untuk mengenyam pendidikan yang layak. Karena itu, dengan dukungan banyak pihak, termasuk Fordas Cilamaya dan pemerintah Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan, program sekolah berbasis lingkungan ini pun akhirnya diluncurkan.
“Kami menjaring anak-anak yang putus sekolah di Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan. Itu desa di ujung Karawang, perbatasan dengan Subang. Kebetulan lokasinya strategis untuk pembelajaran sekolah berbasis lingkungan, " Ujarnya
Heru menambahkan, pendidikan berbasis lingkungan ini, perlu di kembangkan di Kabupaten Karawang. Mengingat kondisi pandemi saat ini mendorong semua untuk sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan lingkungan. Artinya sebut Heru, tidak ada alasan untuk putus sekolah karena model pendidikan Kesetaraan yang ada di PKBM Assolahiyah menggunakan model mandiri dan Online. Konsep belajar berbasis lingkungan ini, tentu saja akan mengajarkan anak untuk tetap produktif selama di rumah. Selain belajar, konsep ini juga mengajarkan anak untuk menuju kearah wirausaha.
“Jangan sampai kondisi pandemi ini dijadikan alasan untuk anak sehingga tidak belajar, bentuk tanggung jawab PKBM Assolahiyah dan pemerhati pendidikan lainnya, ingin memastikan tidak ada lagi masyarakat yang tidak terlayani pendidikan, " Ungkapnya. (Rd)
0Komentar