Ketika hidup di era serba digital setiap orang harus lebih berhati-hati serta waspada dalam segala aktivitas di internet. Apalagi yang berhubungan dengan tersebarnya data pribadi seseorang yang bisa saja dicuri atau disalahgunakan untuk kejahatan seperti penipuan hingga pembobolan akun bank.

"Beberapa sebab terjadinya pencurian data di dunia digital. Karena masyarakat masih awam terhadap perlindungan data pribadi atau bahkan tak sadar telah mengumbarnya," kata Benny Daniawan, Dosen Sistem Informasi Universitas Buddhi Dharma saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I.

Dia mengatakan, masyarakat juga tidak sadar seberapa bahayanya jika data pribadi jatuh ke tangan orang yang salah. Kesadaran pengguna internet akan pentingnya perlindungan data pribadi saat ini masih kurang.

Seharusnya setiap orang perlu memerhatikan jejak digital yang tidak sengaja dibuat dan hal yang sering terjadi adalah mendownload aplikasi tanpa membaca dulu syarat dan ketentuan hingga ternyata mengizinkan aplikasi mengakses apapun.

Di internet berbagai ancaman cyber memiliki dampak bahaya dan potensi ancaman misalnya scam yang berupa tindak penipuan dengan berusaha meyakinkan pengguna atau phising, yaitu tindakan memancing korban untuk mengarakhan ke situs palsu dan memasukan data pribadi.

Dampak bahaya lanjutannya, data pribadi yang dicuri bisa disalahgunakan untuk pinjaman online. Telemarketing yang menghubungi langsung ke nomor pribadi dan munculnya sms spam menawarkan pinjaman.

"Yang lebih parah lagi kalau identitas dipakai untuk menipu misalnya mengaku dari pihak bank. Selanjutnya bisa mengaku sebagai teman lama, mengaku sebagai anak atau orang tua korban," jelasnya.

Hal tersebut menurutnya bisa saja terjadi bila pelaku sudah tahu identitas pribadi seseorang, sehingga mereka akan mudah untuk menjebak targetnya. Dampak bahaya lanjutan yang bisa terjadi yaitu pembobolan akun bank, modus ini dilakukan untuk meretas akun What’sApp korban dengan meminta kode OTP.

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula narasumber lainnya yaitu Henry V Herlambang, CMO Kadobox, Chika Amalia, Public Figure Branding & Partnership, dan Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel & Pariwisata di IULI.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.(***)