Pendaftaran menjadi sekolah penggerak kembali di buka bagi semua jenjang sekolah, termasuk di Karawang jelang akhir tahun ini. Namun, program sekolah penggerak yang di garap Kemendikbud tersebut, nyatanya rendah minatnya bagi sejumlah Kepala Sekolah dan bahkan guru. Entah karena "ogah" di rotasi sekitar 4 tahun karena menjadi konsekwensi bagi warga sekolah penggerak, atau memang terdapat kendala teknis sehingga minat menjadi sekolah penggerak yang ditambahi bantuan sekitar Rp100 juta itu, masih wait and see tanpa antusias.

Foto Ilustrasi Sekolah Penggerak

"Di Tempuran saja yang tahun ini, tak ada satupun SD yang terdaftar jadi sekolah penggerak, bahkan sekarang di buka lagi, juga masih diem-diem Bae, gak tahu nanti kalau di dorong-dorong mah, " Kata Kepala SDN Ciparagejaya, Dasir S.pd, Kamis (23/9).

Padahal, diakui Dasir sisi positifnya memang, khusus bagi Calon Kepsek, Calon Pengawas dan Penilik itu harus berangkat dari sekolah berstatus sekolah penggerak. Sementara, sisi kegamangannya, selama 4 tahun jabatan Kepsek dan atau guru di sekolah penggerak, di larang untuk di rotasi atau di pindah tugaskan ke sekolah lain. 

"Anggarannya ada, nyalon pengawas dan CKs juga wajib dari sekolah penggerak, tapi gak tahu ya, kenapa bisa minim mendaftarkan, termasuk di Tempuran gak ada satupun yang tahun ini menjadi sekolah penggerak, di buka lagi juga masih sepi-sepi saja tuh, " Ujarnya. 

Kasie Kursis Disdikpora Karawang, Dr Musa Mulyana mengatakan, menskipun pendaftaran sekolah penggerak mulai kembali di buka dan antusiasnya rendah, ia fahami karena mungkin banyak diantara Kepsek masih menunggu program rotasi-mutasi uang belum ada. Soal urusan sekolah penggerak status kepsek dan gurunya dilarang di rotasi, Musa menyebut itu adalah MoU Bupati dengan Menteri Nadiem Makarim.

"Jadi jelang akhir tahun ini daftarnya, pelaksanaan sekolah penggeraknya ditahun 2022, " pungkasnya. (Rd)