Kota futuristik nan canggih di Arab Saudi, NEOM masih berpikir ulang perlu tidaknya melegalkan minuman beralkohol pada saat beroperasi. Jika nantinya diizinkan, jelas hal itu jadi tonggak bersejarah bagi negara kerajaan yang dikenal konservatif itu.

Lain halnya seperti negara-negara Teluk lainnya di mana orang asing memiliki akses terbatas untuk minuman alkohol, larangan tetap berlaku di Kerajaan Arab Saudi yang menampung situs-situs paling suci Islam.

Kalangan ekspatriat menganggap larangan tersebut sebagai penghalang untuk bekerja di atau mengunjungi Arab Saudi. Namun, pihak kerajaan telah membuka diri kepada dunia melalui reformasi ekonomi dan sosial yang luas.

Sekadar informasi, NEOM merupakan kota pusat teknologi tinggi senilai USD500 miliar (lebih dari Rp7.093 triliun) yang dibangun di Laut Merah, adalah bagian dari rencana Visi 2030 Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak.

NEOM akan beroperasi di bawah undang-undang pendiriannya sendiri yang masih dirumuskan.

CEO NEOM's Tech and Digital Holding Company, Joseph Bradley tidak dapat memastikan alkohol akan diizinkan di bawah undang-undang baru.

"Semua orang mengerti perlunya menarik bakat dan turis asing," ucapnya diplomatis kepada AFP.(Okezone)