Tahun 2022 mendatang, Menteri Agama Republik Indonesia menargetkan jadi tahun toleransi. Titah ini, di teruskan Bimas Kementrian Agama (Kemenag) Karawang lewat sosialisasi dan pembinaan pengarusutamaan moderasi agama dan wawasan kebangsaan kepada 243 penyuluh non PNS yang tersebar di 30 Kecamatan di Karawang, Senin (30/11). Dengan menghadirkan Kepala Kesbangpolinmas dan Kasat Bimas Polres Karawang, para penyuluh agama ini diharapkan meneruskan serapan pemahaman nilai-nilai keagamaan ditengah umat dan masyarakat yang sarat dengan perbedaan. 
Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan Pengarusutamaan Moderasi Agama dan Wawasan Kebangsaan Kemenag Karawang, Senin (30/11)

Kasie Bimas Kementrian Agama Kabupaten Karawang, H Yakub Lubis Al Pauji S.Ag MA mengatakan, kegiatan sosialisasi dan pembinaan pengurusutamaan moderasi agama dan wawasan kebangsaan bersama penyuluh agama non PNS ini di dasari atas upaya membangun kesamaan persepsi moderasi agama dan wawasan kebangsaan di lingkungan penyuluh agama. Tujuannya, adalah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para penyuluh yang cakap, handal dan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan yang "washatiyah" di tengah masyarakat dan umat.
Dengan dua narasumber dari Kesbangpolinmas dan Polres Karawang, diharapkan, kegiatan yang dihadiri 243 penyuluh non PNS ini bisa diserap pemahamannya dan di implementasikan di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Karawang. 

"Kita ingin samakan persepsi soal moderasi agama dan wawasan kebangsaan untuk mewujudkan para penyuluh agama berkualitas, cakap, handal dan menjungjung tinggi nilai-nilai keagamaan, " Katanya..

Sementara itu, Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Karawang, H Dadang Ramdani M.Si mengatakan, para penyuluh di harapkan bisa mengawal setiap program Kemenag dan mampu menyampaikannya di tengah masyarakat dengan bahasan agama. Dengan pembinaan moderasi Beragama, ini  diharapkan jadi prioritas keluarga besar kementrian agama untuk melaksanakan arahan Menteri Agama Gus Yaqut Cholil. Selain itu, pesannya, Wawasan kebangsaan juga harus di miliki setiap masyarakat dalam membangun kebersamaan, toleransi, saling memberi perhatian dan penghormatan satu dengan yang lainnya. 

"Warga kita fasilitasi untuk membangun nilai-nilai keagamaan dam memberikan pemahaman, dihayati dan di ikuti juga di implementasikan di masyarakat yang sarat dengan perbedaan, " Katanya. 

Baik wawasan kebangsaan, maupun moderasi agama, sambung Dadang, harus di milliki PAH, baik cara beragama maupun dalam rangka memperkuat keyakinan keagamaan serta bisa memberi kontribusi yang dibangun. Mari ajaknya, bersama-sama wujudkan kerukunan umat, sebab Gus Menteri berharap 2022 jadi tahun toleransi. 

"Hindarkan persoalan konflik, merasa paling benar sendiri dan enkslusifisme dengan cara pandang moderat yang harus dibangun, tidak mengurangi dan tidak melebihi, " Pesannya. (Red)