Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatanakan menggelar vaksinasi lanjutan atau booster dalam upaya pencegahan waba COID-19. Pencanangan ini berlangsung di Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah, Kota Pasuruan, Jawa Timur.

Pengasuh Pesantren Bayt Al Hikmah Pasuruan, KH Idris Hamid, menjadi orang pertama yang menerima vaksin booster. Selain para santri, giat ini juga diikuti oleh masyarakat umum.

“Ini adalah sebuah langkah nyata seluruh elemen bangsa dalam upaya pencegahan maksimal terhadap wabah COVID-19. Kami berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang telah menjadi mitra pelaksanaan vaksinasi booster ini,” tegas Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, di Kota Pasuruan, dilansir Kemenag,  Rabu (13/4/2022).

Dikatakan Menag, pemerintah telah menargetkan program vaksinasi sebanyak 2 juta orang sehari di tahun 2022. Kementerian Agama kemudian menyelenggarakan vaksinasi massal di semua level, termasuk dengan menggelar vaksinasi booster.

Gerakan vaksinasi booster digelar serentak di 11 provinsi. Selain Jawa Timur, vaksinasi dilakukan juga Kanwil Kemenag Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Lampung, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan Bali.

Data yang sudah masuk, kata Menag, di Jawa Timur giat vaksinasi booster diikuti 1 juta orang. Data di provinsi lainnya antara lain: Jawa Tengah (42.706), DI Yogyakarta (11.000), Jawa Barat (100.000), Banten (985.500), Lampung (3.693), dan Sulawesi Selatan (20.000). Sementara jumlah totalnya sudah mencapai 2.162.899 orang.

"Ini menunjukkan komitmen Kemenag dalam mendukung upaya pemerintah mencapai herd immunity dan memperkuat ketahanan masyarakat. Atas nama Kementerian Agama, saya mengajak para tokoh agama, pimpinan ormas keagamaan, lembaga keagamaan, serta seluruh elemen bangsa dan umat untuk bersama-sama menyukseskan vaksinasi dengan proaktif mendatangi pusat-pusat vaksinasi,” kata Menag Yaqut.

Dijelaskan Gus Yaqut, pemerintah telah mengambil kebijakan untuk memperbolehkan mudik lebaran 2022 bagi masyarakat. Data Kemenhub, diperkirakan ada sekitar 85,5 juta orang akan mudik ke kampung halaman masing-masing. Ini adalah jumlah yang besar dan harus diantisipasi agar tidak terjadi gelombang penularan Covid-19 di daerah-daerah tujuan mudik dan sebaliknya.

Karena itulah, lanjut Menag, pemerintah menetapkan persyaratan berupa kewajiban telah vaksin booster bagi pemudik, atau telah vaksin lengkap 2 dosis dan tes antigen, atau telah vaksin 1 dan menunjukkan tes PCR. Kebijakan pemerintah terkait persyaratan pemudik ini sesungguhnya adalah bukti kecintaan pemerintah untuk menjaga keselamatan seluruh masyarakat (hifdzun-nafs) dan komitmen agar bangsa Indonesia segera pulih dari pandemi yang mendera selama dua  tahun ini. 

“Jadi jangan dibandingkan fenomena mudik yang melibatkan puluhan juta jiwa ini dengan, misalnya, gelaran MotoGP di sirkuit Mandalika yang jumlah akumulasi penonton 100 ribu alias hanya 0,1%nya dari jumlah pemudik. Itu pun di NTB vaksin dosis lengkap sudah mencapai 80,55% jelang MotoGP dan penonton MotoGP juga disyaratkan sudah vaksin lengkap atau menunjukkan tes PCR atau antigen dan mematuhi protokol kesehatan,” pesan Menag.

Kepada jajaran Kementerian Agama, Menag berpesan untuk terus menyukseskan program vaksinasi. Menag juga minta agar setiap program dan kegiatan di Kemenag tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan. 

“Kita harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menghadapi pandemi ini. Tidak boleh ada yang abai terhadap protokol kesehatan, apalagi ikut menyebarkan hoaks,” tandasnya.

Hadir dalam pencanangan ini, Walikota Pasuruan Saifullah Yusuf, mendukung program vaksinasi booster pemerintah. Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini berkomitmen untuk menyukseskan program vaksinasi sebagai upaca pencegahan penyebaran Covid-19. 

Vaksinasi di Pesantren Bayt Al Hikmah dihadiri juga oleh Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, perwakilan Kementerian Kesehatan, para Staf Khusus Menag, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur beserta jajarannya, para alim ulama, habaib, tokoh agama dan tokoh masyarakat, pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam, serta para ustaz dan santri pesantren.(**)