Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam upaya penurunan stunting untuk intervensi setelah kelahiran yaitu dengan memastikan bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan.

Foto ilustrasi Ibu menyusui bayi

Hal tersebut dikatakan Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Erna Mulati, saat Dialog Percepatan Pencegahan Stunting yang disiarkan Youtube FMB9ID_IKP  pada Senin (4/4/2022).

“Kita semaksimal mungkin dan berusaha untuk semua bayi untuk ASI eksklusif enam bulan. Angkanya saat ini sekitar 56 persen dan agar masyarakat mendapatkan informasi manfaat ASI kami akan melakukan peningkatan jumlah konselor,” kata Erni.

Lanjut Erni, nantinya hampir semua kecamatan akan mempunyai konselor nutrisi hingga 2023. Semua balita dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan setiap bulannya menggunakan alat Antropometri.

Kemenkes menargetkan bahwa semua Posyandu memiliki alat Antropometrik sesuai standar sehingga bisa dilakukan peningkatan kapasitas baik bagi kader juga tenaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta guru-guru TK.

Erni mengatakan bahwa hal itu, tidak bisa dilakukan secara keseluruhan pada tahun ini dan akan dilakukan secara bertahap. Hingga pada 2023-2024 diharapkan angkanya sesuai dengan yang diharapkan.

Kemudian, lanjut Erni dilakukan pemberian makanan tambahan untuk balita dengan kurang gizi dan pada ibu hamil yang kurang energi kronis. Pemberian makanan tambahan itu lebih ditekankan pada protein hewani.

“Karena protein hewani sangat berpengaruh dalam meningkatkan berat badan pada janin juga pertumbuhan dari anak-anak dengan balita dengan gizi kurang. Kita juga memperkuat dan memperluas Gizi buruk pada balita,” kata Erni.(rls)