Breaking News
---

Terbongkar Penyebab Pertalite Diburu Masyarakat

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan adanya perbedaan harga membuat banyak konsumen beralih ke bahan bakar minyak (BBM) pertalite dibanding membeli pertamax.

Foto : SPBU

Hal ini usai Pertamina mengumumkan harga pertamax naik jadi Rp12.500 per liter pada Jumat, 1 April 2022. Sementara, harga pertalite belum berubah dengan Rp7.650 per liter.

"Ini bisa terjadi karena disparitas harga pertamax dan pertalite terlalu jauh. Konsumen yang awalnya pakai pertamax pada waktu harganya masih murah, sekarang beralih ke pertalite," kata Fabby kepada wartawan, Minggu, 3 April 2022.

Dengan adanya peralihan itu, dipastikan terjadi lonjakan volume penjualan pertalite. Sehingga logis apabila stok BBM itu sulit didapatkan karena diburu masyarakat.

"Untuk menghindari kelangkaan ini, maka harga Pertalite perlu dinaikkan juga," ungkapnya.

Jika pemerintah memutuskan harga pertalite naik, bisa memaksakan konsumen kembali memilih pertamax karena selisih harga tidak terlalu lebar. Pertamina diyakini bakal menanggung biaya besar jika harga bensin dengan RON 90 itu tidak disesuaikan.

"Cukup besar kompensasi yang bakal ditanggung dengan disparitas harga sekarang. Keputusan menaikan harga pertalite itu adalah keputusan korporasi. Pertalite bukan BBM bersubsidi," tegasnya.

Masyarakat diminta legowo jika harga pertalite bakal disesuaikan mengingat ada kenaikan harga minyak dunia yang bisa menambah inflasi dan memicu kenaikan harga barang.

"Ini pilihan yang sulit tapi tetap harus dilakukan. Seluruh dunia juga mengalami hal yang sama, menghadapi kenaikan harga minyak," pungkas pengamat energi itu.(medcom)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan