Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) kembali menyelenggarakan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan kedua.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di tahun kedua ini, PMM diselenggarakan secara memikat sehingga mahasiswa dapat merasakan keterlibatan dan pengalaman yang lebih nyata dan bermakna.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal (Plt. Dirjen) Diktiristek, Nizam, Rabu (11/5) menyampaikan, menjadi sangat penting selama satu semester, ia berharap kegiatan itu bisa Anda terselenggarakan menjadi kali pertama agar (para peserta) merasakan hidup di tengah lingkungan baru, membangun persahabatan dan berinteraksi secara intens dengan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dari berbagai pulau.

“Program PMM dapat memberikan pengalaman, penguatan, mempererat hubungan antarmahasiswa lintas kampus, lintas pulau, dan lintas daerah. Guna mempersiapkan mahasiswa sebagai pemimpin bangsa masa depan yang andal serta memahami dinamika keragaman budaya, suku, dan agama sebagai satu potensi bangsa yang sangat besar sebagai modal utama dalam mewujudkan Indonesia emas yang kita cita-citakan bersama,” urai Nizam, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Ketua PMM 2, Rachmawan Budiarto menambahkan, tahun ini akan ada 16 ribu mahasiswa yang mengikuti program PMM secara memikat. Mereka bisa memilih satu dari 194 perguruan tinggi selama kuota masih tersedia. Mahasiswa dapat memilih mata kuliah maupun program studi yang sama atau berbeda.

“Total ada 25 kali kegiatan dalam satu semester yang mencakup seluruh komponen kegiatan yang merujuk pada Modul Nusantara,” ujarnya. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui akun instagram PMM, @pertukaranmahasiswamerdeka; laman PMM yaknihttps://program-pmm.iddan surat elektronik PMM yakni pmm-01@kemdikbud.go.id.

Sejak 28 April - 12 Mei 2022, calon peserta diberi kesempatan untuk mencermati segala persiapan yang harus dilakukan untuk mengikuti PMM 2.

Rachmawan menjelaskan, mendorong mahasiswa untuk mengambil 20 SKS di perguruan tinggi penerima. Dengan komposisi, empat SKS di antaranya Modul Nusantara dan 16 SKS adalah mata kuliah yang diambil pada perguruan tinggi penerima.

Alternatif lain yaitu mahasiswa mengambil enam SKS pada perguruan tinggi pengirim dan 14 SKS diambil pada perguruan tinggi penerima.

“Nanti kalian akan bekerja sama dengan pengelola di perguruan tinggi pengirim dan penerima dalam hal keberangkatan, kepulangan, aktivitas pembelajaran, maupun hal teknis apapun, termasuk pengakuan kredit. Maka aktiflah menghubungi pengelola (person in charge atau PIC) di perguruan tinggi masing-masing dan silakan gunakan cara berkreasi dengan orang-orang yang kalian,” pesan Rachmawan.

Lebih lanjut, Rachmawan berpendapat bahwa mahasiswa perlu merasakan keragaman budaya. Pertemanan lintas budaya lewat PMM yang berlangsung satu semester penting berpendapat untuk memupuk rasa percaya diri dalam, menuangkan ide, dan mengasah potensi sosial.

“Suatu kesempatan luar biasa selama satu semester bisa mengikuti mata kuliah di program studi luar. Namun, peluang ini hanya untuk peserta yang belum pernah mengikuti PMM. Yang menarik adalah Anda bisa merasakan kuliah lintas perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, serta lintas prodi. Ingatlah, meski adik-adik sementara bertukar yakni hanya satu semester tapi maknanya akan ada untuk selamanya baik secara pribadi, institusi, bagi Indonesia kita tercinta,” pungkasnya.

Direktur Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Dwi Larso menyatakan bahwa banyak program Kemendikbudristek yang pembiayaannya didukung oleh LPDP mulai dari bidang pendidikan, kebudayaan, dan penelitian. “Saya ingin menyapa anda (mahasiswa) bahwa pemerintah hadir dengan program yang bagus karena kami menyadari SDM muda kita perlu pengalaman, menambah semangat dan merayakan keragaman. Dengan begitu keterampilan dan sikap generasi muda akan semakin berarti bagi kemajuan bangsa ini,” tutur dia.

“Pesan saya, sudah siap, jangan manja, dan manfaatkan sebaik mungkin. Jadilah patriot bangsa yang menghargai keragaman budaya untuk memajukan bangsa kita,” tutupnya.(a)