Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin resmi launching Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Tahun 2022 tingkat Nasional tahap II Jawa Bali. Pelaksanaan Kick Off BIAN tahap II tersebut diselenggarakan di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Rabu (3/8/2022). 

Foto : Menkes RI Bersama Gubernur Jawa Barat Resmi Kick Off BIAN Tahap II Jawa Bali di RSUD Karawang

Pada pelaksanaan Kick Off BIAN tingkat Nasional tahap II Jawa Bali tersebut turut dihadiri langsung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Gubernur Jawa Barat, Asisten Provinsi Jawa Barat, Bupati Karawang, dan Direktur RSUD Karawang serta jajarannya. 

Foto : Menkes RI Bersama Gubernur Jawa Barat Resmi Kick Off BIAN Tahap II Jawa Bali di RSUD Karawang

Plt. Direktur Utama RSUD Karawang, Fitra Hergyana mengatakan bahwa pelaksanaan kampanye measles rubella usia 9 sampai 59 bulan di Kabupaten Karawang menyasar 137.000 anak serta untuk sasaran imunisasi kejar usia anak 13 sampai 59 bulan, DPPHB 44.000 anak, OPV 24.000 anak, dan untuk IPV  27.000 anak. 

"Untuk pelaksanaan BIAN tahap ini, kita menyasar 2.364 Posyandu, 25 rumah sakit, dan 50 Puskesmas di Kabupaten Karawang," imbuhnya, Rabu (3/8/2022). 

Pada kesempatan tersebut juga ia mengucapkan terima kasih kepada Kemenkes RI dan Gubernur Jawa Barat yang telah mendukung RSUD Karawang dalam segi sarana dan prasana. 
Foto : Menkes RI Bersama Gubernur Jawa Barat Resmi Kick Off BIAN Tahap II Jawa Bali di RSUD Karawang

Kemudian, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada 25 tahun mendatang Indonesia bisa menjadi negara adidaya dengan salah satu syarat, Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia harus menjadi generasi yang produktif, kompetitif, dan sehat. 

"1945 Merdeka dan 2045 menjadi negara adidaya, untuk mencapai hal tersebut diharuskan anak cucu kita nanti harus produktif, kompetitif dan sehat. Makanya tidak boleh ada stunting. Jadi, hanya Indonesia katanya pada tahun itu 70 persen warganya anak-anak muda semua," ucapnya.

Lanjutnya, ia juga mengatakan, generasi selanjutnya tidak boleh menjadi generasi bansos. 

"Jangan sampai anak cucu kita nanti jadi generasi bansos, tangannya di bawah, jadi beban negara, riweuh (repot), enggak bisa berkompetisi. Tapi sebaliknya, jika kita urus dari sekarang, kita semua bersemangat, insyaallah di tahun 2045 nanti saat mereka remaja dewasa nanti mereka akan menjadi mesin negara, patriot negara dan pendorong kemajuan Indonesia. Aamiin ya rabbalallamin," katanya. 

Tidak hanya itu, untuk permasalahan penyakit yang dapat menular ke generasi penerus bangsa, ia minta untuk sesegera mungkin dilakukan pencegahan. 

"Oleh karena itu, urusan stunting, urusan penyakit menular yang punya potensi ke anak-anak kita harus kita cegah, Itulah pentingnya kenapa imunisasi. Ada dua targetnya, Campak Rubela dan imunisasi kejar, mau sudah mau belum harus dikasih. Dan untuk target di Jawa Barat, Campak Rubela itu 95 persen dan yang imunisasi kejar itu 80 persen," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi mengungkapkan bahwa pencanangan BIAN merupakan bentuk upaya reformasi di bidang layanan promotif dan preventif kesehatan.

Budi mengatakan, melakukan reformasi di sektor kesehatan merupakan satu dari tiga tugas utama yang diberikan Presiden Jokowi.

"Saya dikasih tugas sama Bapak Presiden 3 hal. Pertama, melaksanakan vaksinasi Covid-19 secepatnya, kedua mengatasi pandemi supaya masyarakat bisa kembali hidup normal, dan ketiga melakukan reformasi di sektor kesehatan," kata Menkes Budi.

Dalam kesempatan ini, Budi mengatakan Indonesia menambahkan tiga jenis imunisasi wajib, dari yang sebelumnya 11 menjadi 14.

"Kita tambah 3, yang pertama rotavirus untuk anti diare. Kedua, PCV (untuk) anti pneumonia. Keduanya penting, karena anak-anak kita meninggalnya paling banyak karena infeksi diare dan paru," ungkap Budi. (Rd)