Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berencana berganti nama menjadi Kabupaten Galuh. Nama tersebut diambil dari asal masyarakat Ciamis yang merupakan pewaris Kerajaan Galuh.

Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengatakan pergantian nama telah melakukan berbagai pengkajian. Salah satunya, masyarakat Ciamis harus terus memelihara warisan Kerajaan Galuh agar tetap eksis.

"Mudah-mudahan tidak dengan waktu yang lama, Ciamis kembali ke nama Galuh. Karena, Galuh yang selama ini berada di Ciamis merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara," katanya dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-13 Gong Perdamaian Dunia berada di Situs Budaya Ciungwanara, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Minggu, 11 September 2022.

Di sisi lain, Herdiat mengungkapkan Situs Budaya Ciungwanara yang semula milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar), saat ini sudah dimiliki Kabupaten Ciamis. Pemkab berencana menjadikan Situs Budaya Ciungwanara seluas sekitar 2 hektare ini menjadi pusat kebudayaan di Ciamis.

"Dengan pengelolaan dan penataan yang baik akan menjadi daya tarik wisatawan lokal bahkan mancanegara. Perayaan HUT ke-13 Gong Perdamaian Dunia yang dilakukannya tersebut agar setiap pengunjung tetap menjaga kebersihan berada di lingkungan sekitar," ujar dia.

Menurutnya, peringatan Gong Perdamaian Dunia ke-13 di Situs Budaya Ciungwanara ini dilakukannya rutin setiap tahun. Perayaan peringatan Gong Perdamaian Dunia bertujuan membangun kekuatan, mempererat tali persaudaraan, dan menyatukan perbedaan, kedamaian agar tidak terpecah belah antarsesama saudara dan juga bisa kembali melestarikan budaya, kesenian daerah.

"Perayaan peringatan Gong Perdamaian Dunia ke-13 selama ini dihiasi 200 bendera dan juga dilakukan secara rutin setiap tahun dihadiri oleh tokoh adat, sesepuh dari berbagai daerah di Jabar, Irjen (purn) Anton Charliyan, termasuk masyarakat. Ratusan bendera di sekeliling gong perdamaian dunia memiliki simbol persaudaraan, perdamaian, agar tidak terjadi perpecahan," ucapnya.(Medcom)