Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyebutkan produksi padi di Karawang, Jawa Barat, selalu melimpah dan surplus dengan rata-rata mencapai 1,3 juta ton setiap tahun.
Foto: Mesin Comben

"Dengan luas areal persawahan di Karawang mencapai sekitar 95 ribu hektare," katanya di Karawang, Jabar, Kamis.

Menurut dia, dengan kondisi dua kali tanam dalam setahun, maka luas panen di Karawang mencapai 190.000 hektare. Dengan rata-rata produksi padi sebanyak 7-8 ton per hektare, maka total produksi dalam setahun mencapai 1,3 juta ton.

Sementara itu, dari rata-rata produksi sebanyak 1,3 juta ton setiap tahun itu, jika dikonversi ke beras, maka mencapai sekitar 800 ribu ton beras.

Kebutuhan beras masyarakat Karawang yang berjumlah sekitar 2,6 juta jiwa sekitar 500 ribu ton per tahun, sehingga masih ada surplus sekitar 300 ribu ton beras.

"Surplus beras yang diproduksi di Karawang itu selanjutnya menjadi cadangan Bulog dan didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia," katanya.

Bupati menyebutkan Pemkab Karawang berkomitmen menjadikan sektor pertanian sebagai potensi yang akan terus dikembangkan.

Ia menjelaskan kebijakan Pemkab Karawang yang mendukung pengembangan di bidang pertanian di antaranya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 tahun 2018 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ( LP2B).

Selain itu, juga ada Perda Nomor 13 tahun 2017 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Bupati menyebutkan harapan para petani mengenai serapan gabah dengan harga pasar pastinya akan menjadi perhatian serius.

"Alhamdulillah, harga gabah saat ini cukup bagus, sekitar Rp5.300-Rp5.500 per kilogram," katanya.

Ke depan, Pemkab Karawang juga akan menindaklanjuti pemenuhan kebutuhan infrastruktur pertanian. Sebelumnya, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan keputusan impor beras melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengantisipasi kekurangan stok beras nasional.
Mesin Comben

"Ya, Pemerintah memang sudah mengantisipasi untuk melakukan berbagai upaya-upaya, terutama masalah beras. Apabila kurang, impor. Akan tetapi, bila cukup, tidak jadi impor. Jadi, itu sifatnya kalau ada kekurangan," kata Wapres di Jakarta, Senin.

Menurut Wapres, sejauh ini Pemerintah terus berupaya mendorong intensifikasi tanaman pangan.

Ketika berkunjung ke Sulawesi Selatan, Wapres mendapatkan laporan bahwa pemerintah daerah setempat telah melakukan intensifikasi berbagai hal terkait dengan beras, baik dari bibit maupun pengelolaan tanah, dan berhasil meningkatkan produksi hingga 250.000 ton tahun ini.

"Jadi, ini ada di daerah-daerah yang lain dan mungkin juga yang tidak berhasil. Menurut laporan memang diperkirakan memang terpenuhi, tetapi memang mungkin ada panen-panen yang kebanjiran di beberapa daerah," kata Ma’ruf Amin.

Oleh karena itu, kata Wapres, Pemerintah terus melakukan penghitungan kecukupan stok beras nasional dan impor beras hanya bersifat antisipatif.

Diberitakan sebelumnya disebutkan bahwa Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso ditugaskan untuk impor beras oleh negara untuk mengamankan stok beras yang saat ini di angka 594.000 ton.(Ant)