Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah) adalah sistem elektronik yang digunakan untuk melakukan pengadaan barang/jasa oleh satuan pendidikan yang diakses melalui laman siplah. Namun, membelanjakan anggaran sekolah dari Bos yang mesti terarah muaranya ke laman tersebut, justru semakin bikin para kepsek mengeluh. 
Terangsaja, pengadaan barang yang dibelanjakan pada laman tersebut, cenderung lebih mahal ketimbang harga di pasaran secara umum.
Foto : Abdul Qodir S.pd

"Rame sih, banyak yang ngeluh juga. Kita semua kan belanja di arahkan ke laman itu, sementara sekolah di perkampungan jauh ke kota-kota dan toko yang ada dalam opsi laman Siplah tersebut, gak bisa nyari kemana-mana walaupun lebih murah, tetap harus ke SipLah. Mending lebih murah atau setara dengan harga pasaran umum, ini mah kan selisih kemahalannya tinggi banget, " Kata Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Lemahabang Abdul Qodir S.ps, Kamis (22/12/2022).

Misalnya, sebut Abdul Qodir, harga laptop merk tertentu, itu harga di aplikasi sistem sipLah harganya sampai Rp7,2 jutaan, sementara di pasaran dengan merk yang sama, itu harganya Rp6,3 jutaan, belum keperluan sekolah lain semisal ATK dan semua menu pengadaan sekolah yang masuk Arkas, semua cenderung masuk Siplah, tapi harganya melambung. 

"Hanya bisa ngeluh, karena ini sudah sistem. Jadi belanja harus masuk kesitu terus, sementara harga justru lebih tinggi dari pasaran. Harusnya, ketika ada ruang satu atap pembelanjaan metode seperti ini, bisa lebih murah, bukan lebih mahal, " Katanya. (Rd)