Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menyatakan pihaknya akan mengembangkan edukasi anti hoaks bertajuk "Keliling Jabar Belajar Literasi Baik Asyik dan Fun" atau "Kejar Tabayyun" di pesantren se-Jawa Barat.

 

Foto : Uu Ruzhanul

"Terkadang pesantren pun tak kuat menahan gelombang hoaks ini, karena itu kami memberikan pengertian, bimbingan kepada para santri, juga dengan penuh ketakziman dengan para ustaz dan ustazah tentang Jabar saber (sapu bersih) hoaks ini," kata Wagub Uu Ruzhanul Ulum, setelah membuka edukasi anti hoaks di Pesantren Syamsul Ulum, Kota Bandung, Jumat.

 

Wagub Uu mengatakan, kegiatan ini menjadi salah satu upaya Pemprov Jabar dalam memperkuat saber hoaks kepada masyarakat, juga sebagai implementasi Perda Provinsi Jabar Nomor 1 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren.

 

Kali ini, edukasi saber hoaks melibatkan pesantren karena menurutnya dengan kemajuan teknologi melalui gawai, santri pun tidak terlindungi secara penuh dari bahaya hoaks.

 

Dia mengungkapkan, kegiatan edukasi anti hoaks yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar dan Jabar Saber Hoaks (JSH) ini sudah dua kali dilaksanakan dan akan diselenggarakan secara merata di seluruh kabupaten/kota se-Jabar.

 

Namun, pihaknya akan mengutamakan pesantren yang ada di wilayah perkotaan, mengingat pengguna gawai terbanyak ada di daerah perkotaan.

 

Meski demikian, Wagub Uu menegaskan bahwa pesantren yang ada di perdesaan tidak akan diabaikan begitu saja. Edukasi di pesantren di perdesaan akan dijadikan kegiatan selanjutnya.

 

“Yang sudah berjalan dua pesantren, tapi Insya Allah ini akan dilakukan di seluruh 27 kota/kabupaten di Jabar. Diusahakan dulu yang ada di daerah perkotaan, yang memang handphone umumnya dimiliki setiap siswa,” kata Wagub Uu.

Menurutnya, kegiatan edukasi ini penting karena berita bohong atau hoaks dapat merugikan berbagai pihak bahkan berujung pada tindak kriminalitas.

 

Ia mencontohkan kejadian yang menimpa warga Garut yang sedang berjualan jaket di wilayah Sumatera Selatan menjadi korban pembakaran mobil akibat berita hoaks.

 

“Sampai ada kejadian orang Garut lagi jualan jaket di Sumatera Selatan, mobilnya dibakar, padahal hanya jualan jaket. Itu karena orang-orang termakan isu hoaks. Jabar tidak mau seperti itu,” kata Uu.

 

“Maka kami ikhtiar memberikan pengertian kepada masyarakat tentang hal semacam ini, dan sekarang masuk ke pesantren-pesantren,” lanjutnya.(Ant)