Breaking News
---

Kim Jong-un Berkunjung ke Pabrik Pesawat Jet Rusia

Pemimpin Korea Utara Kim Jon Un berkunjung ke pabrik pesawat jet tempur Rusia yang saat ini terkena sanksi Barat. Kunjungan Kim itu dikhawatirkan Washington dan sekutunya bisa memperkuat posisi militer Rusia di Ukraina serta sekaligus meningkatkan program rudal Pyongyang.(16/9/23),

Kim Jong-un Berkunjung ke Pabrik Pesawat Jet Rusia

"Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim membicarakan masalah militer, perang di Ukraina. Serta peningkatan kerja sama saat mereka bertemu," kata sumber seperti dilansir Reuters, Jumat (15/9/2023). 

Korea Selatan dan AS menegaskan bahwa kerja sama militer antara Korut dan Rusia melanggar sanksi PBB terhadap Pyongyang. Serta pihak sekutu mengancam bahwa kedua negara akan menerima akibatnya.

Juru bicara Putin mengatakan bahwa tidak ada perjanjian kerja sama yang telah ditanda tangani. Khususnya selama kunjungan Kim terkait isu milter atau masalah lain.

Kim, pemimpin berusia 39 tahun itu, mengunjungi fasilitas penerbangan di Kota Komsomolsk-on-Amur yang terletak di ujung timur Rusia. Serta pabrik pesawat Yuri Gagarin dan Yakovlev, yang keduanya dikenai sanksi Barat.

Di pabrik pesawat Gagarin yang secara khusus juga kena sanksi AS, Kim meninjau bengkel produksi pesawat tempur Sukhoi Su-35 dan Su-57. Ia dikawal oleh Wakil Perdana Menteri Denis Manturov.

Kim, yang mengenakan setelan jas dan didampingi oleh pejabat militer Korea Utara berseragam, terlihat di televisi Pemerintah Rusia sedang memeriksa kokpit sebuah jet tempur. Sementara para pejabat Rusia menjelaskan kemampuan mesin perang itu melalui seorang penerjemah.

Rusia mempublikasikan kunjungan Kim tersebut secara besar-besaran dan berulang kali memberikan isyarat mengenai prospek kerja sama militer dengan Korea Utara. Di mana telah berdiri 1948 dengan dukungan dari Uni Soviet ketika itu.

Bagi Putin, yang mengakui bahwa Rusia sedang terlibat dalam pertarungan sengit dengan Barat terkait Ukraina, pendekatan terhadap Kim memungkinkan dia untuk menyerang Washington dan sekutu-sekutunya di Asia. Sekaligus mengamankan pasokan artileri dalam jumlah besar untuk perang di Ukraina.

Washington menuduh Korut menyediakan senjata untuk Rusia, yang memiliki senjata kepala nuklir terbesar dunia. Tapi tidak diketahui apakah pengiriman senjata tersebut sudah dilakukan. (*)


Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan