Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia terus meningkat selama dua tahun terakhir. Namun jumlahnya belum mampu menyamai kunjungan wisman sebelum pandemi di tahun 2019.(3/10/23).

Foto ilustrasi

“Dari Januari hingga Agustus 2023 kunjungan wisman ke Indonesia jumlahnya mencapai 7,44 juta orang, meningkat 166,12 persen. Tapi jumlah itu masih dibawah kunjungan wisman sebelum pandemi dari Januari-Agustus 2019 sebanyak 10,77 juta orang,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam keterangan pers di Jakarta, Senian (2/10/2023).

Turis dari Malaysia (16,2%), Australia (12,2%) danSingapura (11,9%) masih mendominasi wisma yang berkunjung dari Januari-Agustus 2023.  Dari 6 pintu masuk, Bandara Ngurah Rai, Bali menjadi pintu masuk dengan jumlah wisman terbanyak 3,4 juta wisman,  didominasi oleh wisman asal Australia (24,6 persen). 

Tak heran jika tingkat hunian kamar hotel klasifikasi berbintang, yang tertinggi juga di Bali sebesar 60,64%. Dengan rata-rata lama tinggal 1,86 hari. 

“Tingginya tingkat hunian kamar hotel di Bali, ditopang oleh berbagai event internasional. Misalnya olahraga lari marathon, dan berbagai pertemuan terkait keketuaan Indonesia di ASEAN,” ujar Amalia.

Meski tingkat kunjungan wisman meningkat di bulan Agustus 2023, BPS melaporkan kinerja transportasi yang menurun baik transportasi udara, laut dan kereta.

Foto istimewa

Jumlah penumpang transportasi udara untuk perjalan domestik menurun dari 5,9 juta orang di bulan Juli, menjadi 5,2 juta orang di bulan Agustus 2023. Sedangkan angkuta laut menurun dari 1,8 juta  orang di bulan Juli menjadi 1,7 juta orang di bulan Agustus.

“Penyebab penurunan karena musim liburan sekolah sudah berakhir. Sementara itu, kebijakan WFH oleh pemerintah untuk menghindari polusi udara di Jakarta, berpengaruh pada jumlah penumpang KRL,” kata Amalia.

Sedangkan untuk penumpang angkutan kereta jarak jauh, menurun dari 32,8 juta orang di bulan Juli menjadi 31,3 juta orang di bulan Agustus. Penurunan disebabkan kebijakan pemerintah memangkas jumlah penumpang yang bisa diangkut kereta api ekonomi jarak jauh.

“Yaitu dengan menurunkan kuota tiket tanpa kursi dari 50 persen menjadi 20 persen. Kebijakan tersebut mulai 1 Agustus 2023,” ucap Amalia menutup keterangannya.(*)