Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, SMA Negeri 1 Cikampek mengadopsi pendekatan baru dalam penilaian semester akhir.
Foto : Kegiatan PSaJ di isi dengan gelaran Hajat Bumi di SMAN 1 Cikampek


Acara Helaran Budaya Hajat Bumi kolaborasi antar mata pelajaran ini dalam rangka Penilaian Sumatif Akhir Jenjang ( PSAJ ) Kls XII.

Kepala SMAN 1 Cikampek, Drs H. Agus Setiawan, M.Pd, mengungkapkan bahwa evaluasi tidak lagi terbatas pada ujian tulis, melainkan juga mencakup ujian praktek, portofolio, dan bentuk kolaboratif lainnya.
Menurut Drs H. Agus Setiawan, M.Pd, penilaian semester akhir di SMAN 1 Cikampek tidak hanya sekadar ujian sekolah, melainkan merupakan proses yang lebih mendalam.

Kolaborasi antarmata pelajaran seperti seni budaya dan olahraga menjadi fokus, dengan tema utama adalah pelestarian budaya Sunda dan budaya lokal lainnya.
"Pelestarian budaya bukan hanya tentang bahasa, tetapi juga tentang nilai-nilai dan tradisi, seperti upacara adat yang menghargai bumi," ungkapnya.
Foto : Kegiatan PSaJ di isi dengan gelaran Hajat Bumi di SMAN 1 Cikampek

Penekanan pada seni budaya terlihat dari penampilan pencak silat sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, yang dinilai oleh tiga guru mata pelajaran berbeda, menunjukkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses penilaian.
"Penilaian ini tidak hanya mengukur hasil akhir, tetapi juga aspek kolaborasi, kemandirian, dan kreativitas siswa," tambahnya.

Untuk persiapan penilaian, SMAN 1 Cikampek memberikan waktu sekitar dua minggu sebelum pelaksanaan. Meskipun sebagian tes dilakukan secara online, tetapi proses pembelajaran tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan siswa.
"Kami ingin menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menginspirasi bagi siswa, sehingga mereka merasa aman dan antusias dalam mengikuti pembelajaran," ujarnya.

Melalui program ini, SMAN 1 Cikampek berharap dapat membantu siswa memahami dan melestarikan budaya Sunda serta mengembangkan rasa memiliki terhadap warisan budaya lokal. 

Dengan pendekatan ini, diharapkan siswa tidak hanya mengenal secara teoritis, tetapi juga mengalami proses pelestarian budaya secara langsung, sehingga mampu menjadi agen perubahan yang bertanggung jawab terhadap budaya mereka. (Rd)