Breaking News
---

Pesona Sejarah Mesjid Jami Sultan Nata Kalimantan Barat

Mesjid Jami Sultan Nata di Kalimantan Barat merupakan bagian dari upaya pelestarian warisan budaya dan sejarah. Hal itu disampaikan Ketua DPP Lembaga Komunikasi Pemangku Adat Seluruh Indonesia (DPP LKPASI) Ade M Iswadi.

Mesjid Jami Sultan Nata di Kalimantan Barat. (Foto: Wikipedia)

Oleh karena itu, lanjut Ade, Masjid Jami Sultan Nata menjadi sorotan. Lantaran menjadi salah satu mesjid tertua yang memancarkan pesona keislaman di Kalimantan Barat.

“Pendiri pertama kali disebut Sultan Nata yang merupakan Raja ketiga yang masuk Islam. Sultan Nata juga yang pertama mendeklarasikan Kerajaan Sintang sebagai kerajaan Islam," kata Ade dalam perbincangan dengan Pro3 RRI, Rabu (13/3/2024).

"Sebelumnya ada dua Raja, yakni Raja ke-17 bergelar Pangeran Agung itu pertama kali masuk Islam. Namun corak pemerintahnya masih tersimpan,”.

Oleh karena itu, menurutnya, Mesjid Jami Sultan Nata tidak hanya menjadi sebuah tempat ibadah. Tetapi juga  peninggalan bersejarah yang memperkaya kisah keberagaman budaya dan agama di Indonesia.

“Sultan Nata adalah Raja ke-19, Raja ke-18 bernama Pangeran Tunggal yang sudah masuk Islam. Saat itu hampir semua beragama Hindu," katanya, menerangkan.

"Perkembangan yang signifikan dimulai pada Raja ke-19. Kemudian di Raja ke-20 tentunya penyebaran islam sudah sangat diterima oleh masyarakat,” ujarnya. 

Dia mengatakan, telah terjadi lima kali perubahan yang dimulai dari Raja ke-21 termasuk terakhir di tahun 1936-1937. Hal itu, lanjutnya, menyesuaikan dengan jumlah jamaah yang semakin berkembang.

"Awalnya hanya membuat 50 kemudian 200. Hal itu terus berkembang sampai sebesar ini,” ucapnya. (*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan