Perayaan Hari Raya Idul Fitri (lebaran,red), 1 Syawal 1445 Hijriah versi Pemerintah dan Muhammadyah diprediksi berlangsung serentak. Sekalipun penetapan Idulfitri versi Pemerintah masih menunggu Sidang Isbat yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag), pada Selasa (9/4/2024).

Foto ilustrasi ucapan lebaran

Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki memprediksi, Idulfitri 1445 H jatuh pada Rabu pekan ini. "Insyaallah di Hari Raya Idulfitri akan diselenggarakan secara bersama-sama bagi seluruh umat muslim di seluruh Indonesia," katanya. 

Hal ini berdasarkan kriteria Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). MABIMS menggunakan Metode Rukyatul Hilal.  

Potensi serentaknya Lebaran disebabkan terpenuhinya syarat minimal Hilal. Syarat minimal dimaksud yakni tinggi Hilal minimal 3 derajat, dan jarak sudut Bulan-Matahari minimal 6,4 derajat.

Terkadang, Idulfitri versi Pemerintah dengan Muhammadyah tidak berlangsung serentak. Hal ini terjadi karena perbedaan metode yang digunakan untuk menentukan awal bulan Hijriah. 

Berbeda dengan Pemerintah, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah menetapkan Idulfitri jatuh pada Rabu pekan ini. Keputusan tersebut berdasar Hisab Hakiki Wujudul Hilal, yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Dikutip dari situs resmi Muhammadyah, ada data dalam Maklumat PP Muhammadiyah tentang penetapan hasil hisab (perhitungan) Hijriah. Maklumat ini menentukan tentang Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H. 

Maklumat PP Muhammadyah menyatakan, tinggi Bulan saat Matahari terbenam di Yogyakarta menunjukkan Hilal sudah wujud. Maklumat PP Muhammadyah pun menyatakan, di wilayah Indonesia, saat Matahari terbenam, Bulan berada di atas ufuk.(*)