Pemerhati kebijakan pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan menyarankan agar presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meninjau ulang penggunaan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN).

Foto : Prabowo Presiden Terpilih Pemilu 2024

Selama ini, katanya, penggunaan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN tidak efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pasalnya anggaran tersebut tidak fokus untuk meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan dan investasi pendidikan, seperti peningkatan kualitas para pendidik.

"Dana pendidikan selama ini lebih banyak habis untuk biaya pegawai, seperti gaji guru dan dosen, serta dipakai juga oleh nomenklatur lain diluar Kemdikbudristek. Akhirnya tidak efektif dan tidak fokus untuk meningkatkan kualitas pendidikan," katanya.

Cecep menyarankan untuk penggunaan di luar fasilitas pendidikan dan investasi pendidikan, seperti gaji guru dan dosen, berasal dari luar kuota anggaran pendidkan 20 persen.

Cecep mengakui, memang anggaran pendidikan 20 persen dari APBN saja masih kurang untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Tapi paling tidak, katanya, jika fokus pada peningkatan fasilitas pendidikan dan investasi pendidkan bisa membantu mengejar target kualitas SDM unggul tahun 2045.

Pasangan capres cawapres terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengusung visi "Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045". Visi keduanya diwujudkan melalui 8 misi asta cita, 17 program prioritas, dan 8 program hasil terbaik cepat.

Pada bidang pendidikan, sains, teknologi, dan kebudayaan, visi misi Prabowo-Gibran tertuang dalam Asta Cita 4 yang berbunyi "Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas".(*)