Breaking News
---

Mendag Temukan Penumpang Asing Bawa Barang Ilegal

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menangkap basah penumpang asing yang membawa peralatan mesin elektronik terlarang. Hal itu terungkap disela-sela inspeksi mendadak (sidak) inplementasi Permendag Nomor 7 Tahun 2024 pada area Bea Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan

Zulhas --sapaan akrab Zulkifli Hasan-- mengatakan, pihaknya mendapati barang bawaan penumpang asing yang membawa alat mesin elektronik yang berkemungkinan akan dijual lagi di Indonesia. "Tadi yang saya lihat itu ada dari orang asing bawa alat mesin untuk dijual lagi. Kan nggak boleh," ujarnya, Senin (6/5/2024).

Menurut Zulhas, bila penumpang asing itu ingin menjual elektronik mesin maka harus sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia)-nya. "Kenapa mesti dibawa kayak orang ketakutan gitu? Kan bisa melalui kargo, dihitung pajaknya berapa, resmi. Kalau ditenteng-tenteng gini kan kesannya menghindari pajak," kata dia.

Zulhas menegaskan, bagi penumpang yang membawa barang bawaan dari luar negeri harus tetap memenuhi aturan yang berlaku, baik dari sisi pembayaran pajaknya, maupun ketentuan SNI. "Kalau kamu bawa barang diam-diam itu maksudnya apa? Ikuti aturan, kalau makanan dia harus ada izinnya," ucapnya.

Diketahui, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan sidak ke area Bea Cukai Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Senin (6/5/2024). Ini terkait implementasi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas Permendag Nomor 36 Tahun 2023. 

Regulasi tersebut sebagai tindak lanjut atas importasi barang kiriman Pekerja Migran Indonesia di Terminal 3 Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta. Dalam sidak tersebut, Zulhas didampingi Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso, dan Kepala Kantor Bea Cukai Tipe C Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo.

"Kita melihat langsung implementasinya pascarevisi, memang tidak ada soal lagi, lancar. Apalagi tadi yang mendarat banyak dari Hong Kong, Taiwan, dan Dubai dari negara-negara yang masuk dan keluar tenaga kerjanya terdidik dan terlatih," kata Zulhas.(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan