Program percontohan tersebut diterapkan di area sawah Kelurahan Pesalakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, yang dipilih sebagai lokasi integrasi digital di sektor pertanian.
Pada tahap awal, BP Taskin menggandeng sekitar 570 petani miskin dengan total 26 hektar lahan untuk menanam padi.
Sementara di tingkat provinsi, Jawa Barat ditargetkan memiliki 7.000 hektar lahan yang tergabung dalam ekosistem pertanian digital hingga akhir tahun ini.
Seluruh proses pertanian dalam program ini diatur secara digital menggunakan dua aplikasi, yakni Tandur.id untuk pengelolaan jadwal tanam dan panen, serta Asupan.id untuk pencatatan hasil dan pembagian keuntungan.
Melalui sistem ini, produktivitas setiap petani dapat dipantau secara langsung sehingga menciptakan transparansi dan keadilan ekonomi.
Kepala BP Taskin RI, Budiman Sudjatmiko, mengatakan bahwa sistem pertanian digital merupakan langkah konkret dalam mengentaskan kemiskinan melalui intervensi teknologi di berbagai lini.
“Ini caranya mengatasi kemiskinan lewat sektor pertanian, dengan intervensi teknologi di hulu, distribusi, dan koneksi dengan gudang, penggilingan beras, serta konsumen.
Kita mulai dari Kelurahan Pesalakan, Kabupaten Cirebon. Ada lebih dari 500 petani dengan lahan 26 hektar yang tergabung. Untuk Jawa Barat, sampai akhir tahun ini kami targetkan 7.000 hektar lahan menjadi bagian dari ekosistem pertanian digital,” ujar Budiman di Cirebon, Senin, 13 Oktober 2025
Melalui revolusi pertanian berbasis teknologi ini, BP Taskin berharap produktivitas pertanian meningkat, distribusi hasil lebih efisien, dan kesejahteraan petani di pedesaan dapat terus berkembang.(*)

