Karawang-PELITAKARAWANG.COM-.Menjadi orang Karawang seharusnya  bangga,bahagia dan perlu percaya diri,jangan mau di remehkan tapi bisa menunjukan siapa dirinya sesungguhnya,jauhkan sikap minder namun berlakulah sewajarnya.
Menampilkan Telukjambe-20140101-00201.jpg
Hj.Eli Amalia Priatna & Emma Sumiyati Endang 
Namun sangat di sayangkan icon yang melekat ,"Goyang Karawang" kurang di hargai penuh oleh "mereka" yang kurang memaknainya, ujar Emaa Sumiyati Endang kepada PELITAKARAWANG.COM  di Karawang,Rabu kemarin, (01/01/2014).

Jika Bupati Purwakarta,Dedi Mulyadi merasa salut ke Goyang Karawang,kenapa tidak bisa membuktikan kita itu mampu dan bisa berbuat,arti  goyang Karawang bukan hanya jaipongannya saja tapi orang-orang nya harus handal dan maju di segala sektor,seru emma yang merupakan Caleg asal partai Golkar untuk daerah pemilihan  (DAPIL) 2 Kabupaten Karawang dengan nomor,3.

Saat ini,Karawang sudah beranjak ke arah perubahan yang signifikan,semua itu perlu di pertahankan dan terus di tingkatkan agar Goyang Karawang bisa menjawab dunia internasional bukan sebatas di Indoesia.namun ada yang sangat di sayangkan,kenapa "orang Karawang" ada yang kurang bisa menunjukan ke Karawangannya,ujar perempuan yang aktif berbagai organisasi tersebut.

Tidak sedikit di antara kita,sulit untuk mengakui bahwa dirinya asli tanah tumpahnya Karawang,janganlah malu berkata dengan menggunakan bahasa sunda.maka untuk memulai kearah sana tentunya harus di awali dari diri sendiri dan lingkungan masing-masing,himbau dia.

Masih  menurut Emma,Di sisi lain Pemkab berserta jajaran lain yang terkait MOKA (mojang& jejaka,red ) Karawang harus bertanggungjawab karena saat ini keberadaan MOKA belum di anggap bisa mewakili Kabupaten Karawang secara utuh di berbagai event,mereka belum bisa menunjukan kemampuan lebih.

Moka Karawang seharus bukan hanya bisa terwakili oleh kecantikan seorang mojang atau gantengnya seorang jejaka melainkan ada unsur kuat di kepribadian yang menyangkut rasa memilik dan mencintai budaya lokal termasuk bagus tatakrama berbahasa sunda.kemudian untuk menentukan siapa jadi MOKA wajib melibatkan banyak pihak yang mengerti tata-titi Karawangan bukan asal ada dan menjadi juara ,sindir dari pemilik  Salon Anggun di Teluk Jambe Timur tersebut.

Tidak lucu kalau MOKA Karawang hanya bisa sampura sun dan rampes doang,mereka harus biasa menguasai bahasa sunda dengan mapan serta mengerti seni budaya lokal guna menjaga dengan melihara kearifan lokal yang ada,tandas dia.

Moka sekarang belum bisa di katakan mewakili Karawang, harus ada perbaikan-perbaikan dalam seleksi dan penjurian jika kedepan akan di adakan lagi,libatkan para ahlinya untuk menjadi juri bukan asal ada dengan seleksi asal-asalan,ulas Emma.

Di tempat yang sama ,Hj.Eli Amalia Priatna mantan wakil bupati Karawang membenarkan dan menambahknya,seseorang yang di katakan MOKAnya Karawang semestinya mapan dalam segala hal dibandiingkan para kontestan lain termasuk harus bisa menggunakan bahasa ibu dengan baik dan benar.mereka ada bukan untuk satu sisi di butuhkan melainkan bisa menjadi delegasi Karawang.MOKA harus piawai merepleksikan kedaerahan, punya kemampuan atau ada bakat mahir dengan harapan akan menjadi motivasi bagi mojang & jejaka Karawang  lainnya.

Mencari MOKA bila diukur hanya dengan kecantikan dan gantengnya saja atau melulu mengedepankan IPTEK mudah banget tapi yang utama mereka haruslah bisa mewakili Karawang dengan kepribadian yang baik dan mahir seni budaya,menguasi bahasa sunda dengan luwes serta sesuai tatakrama adat paranti sunda,tandas Eli.

Senada dengan Ema pula ,Eli menyebutkan keberadaan MOKA Karawang harus memberikan gambaran Karawang secara utuh bukan sebatas kebutuhan adanya mojang dan jejaka yang cantik dan ganteng saja.,sindir wanita peraih juara satu Inspirasi 2013 Propensi Jawa Barat tersebut.

Di akhir wawancara ia menyampaikan,jika memang mereka yang terpilih kemudian hari tidak bisa mengimplentasikan arti,tujuan dan maksud dari adanya MOKA Karawang sebaiknya di tiadakan saja untuk menghindari atau mencegah adanya penyimpangan dari maksud keberadaan ajang pemilihan mojang dan jejeka,pinta Eli.

Stemen keras mantan wakil bupati Karawang tersebut ternyata mendapatkan dukungan kaum hawa dan adam yang hadiri di lokasi.

Mereka pun seragam menyatakan kedepan jika MOKA Karawang 2014 di adakan lagi ,perlu ada perbaikan di penjurian dan seleksi harus ketat selain diminta ada persyaratan khusus peserta MOKA wajib putra-purti asli Karawang,bukan keturuan atau pendatang.

Persyaratan tersebut bukan niat disikrimasi atau mengedepankan RAS melainkan bertujuan menggali potensi diri dari putra-putri asli daerah yang selama terpendam dan kurang memilik keakuaan bahwa dirinya orang Karawang yang harus bisa membangun daerahnya .(Berbagai sumber) 

@Redaksi 2013 Email : pelitakarawang@gmail.com