Breaking News
---

Waduh Mantan Bupati Karawang " Di Eleg Gede" Ku Ulu-Ulu alias Waker di Kecamatan Banyusari

Karawang, PeKa,-Reses Anggota Dewan Perwakilan Rakyat  Republik Indonesia (DPR-RI), Dadang S Muchtar mendapatkan kritikan "Di Eleg Gede" dari ‘Ulu-ulu’ dan waker, di Desa Gempol, Kecamatan Banyusari, Rabu (4/3).

Kritikan yang dilontarkan itu sebagai pengaduan warga. Karena kondisi bendungan yang berada di desa sekitar bermasalah. Namun Pemkab Karawang sendiri tidak ada kepedulian bendung pengairan rusak tidak dibenai. Oleh karenanya, dalam momentum reses mantan Bupati Karawang yang saat ini menduduki wakil rakyat di Senayan mereka menyampaikan keluh kesahnya.

“Bendung pengairan rusak pa, tetapi tidak ada perhatian dari pemerintah supaya diperbaiki. Itu mengganggu terhadap kondisi air dipesawahan disini,” ungkap Ulu-ulu desa setempat, Mulyadi saat menyampaikan keluh kesahnya kepada Dadang S Muchtar.

Masih menurut Mulyadi, mayoritas warga setempat ialah petani. Sehingga kondisi pengairan perlu diperhatikan. Ia pun mengaku kesal karena tidak ada perhatian dari pemerintah. Namun momentum tepat ini, Mulyadi meminta mantan orang nomor satu tersebut dapat menyuarakan keinginan warga.

“Saya harap pak Dasim bisa menyampaikan keinginan warga ini,” harapnya.

Selain itu juga, Mulyadi yang tugasnya tanpa ada pamrih itu menyebutkan gaji waker sampai saat ini tidak ada kenaikan. Dirinya sering mendapat informasi bahwa waker mengharapkan ada kenaikan gajihnya.

“Kalau saya Ulu-ulu tidak ada gaji, berbeda dengan waker. Petugas mengairan itu pun meminta kenaikan gaji,” ucapnya.

Menanggapi kritikan tersebut, Dasim sapa akrab Dadang S Muchtar menampung keluhan warga. Sehingga dirinya mengupayakan mengajukan kepada Dinas Bina Marga dan Pengairan Karawang.

“Saya coba ajukan ke Dinas Bina Marga dan Pengairan, nanti siapkan proposal, foto lokasi dan kelengkapan admintrasi lain supaya intansi terkait dapat menganggarkan,” tanggap Dasim.

Kemudian Dasim pun menerima keluhan soal tenaga honorer, pihaknya menyebutkan sudah berkomunikasi dengan kementrian supaya tenaga honorer yang lebihd ari 10 tahun dapat diperhatikan.

“Soal honorer juga saya sudah komunikasi supaya mentri prioritaskan honorer yang lebih dari 10 tahun,” kata Dasim lagi.

Pasca menampung keluhan di Banyusari, Dasim melangsungkan ke Desa Cijunti, kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta. Disana Kades setempat, H Toha mengeluhkan dengan kondisi jalan rusak didaeranya.

Menjawab itu pun, Dasim akan membuka komunikasi dengan Bupati Purwakarta, Dadi Mulyadi. Sehingga masukan dan saran perbaikan jalan yang dimaksukan kepada desa dapat direaliasikan.

“Nanti kami buka komunikasi dengan Bupati Purwakarta. Supaya masukan tersebut dapat direaliasikan,”  pungkasnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan mayoritas masyarakat mengeluhkan karena infratsuktur yang masih carut marut. Padahal di Karawang sendiri anggaran untuk infratsuktur jalan hingga Rp500 miliar. Namun penyerapan kepada masyarakat masih minim. Hal itu menjadi subuah PR Dasim untuk disampaikan di Senayan.#MTP.
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan