Pupuk urea bersubsidi produksi PT Pupuk Kujang, langka di kios-kios besar di Kecamatan Lemahabang. Ratusan hektar lahan sawah di golongan air 1,2 dan 3 yang baru tanam sekitar 30 Hari Setelah Tanam (HST), terancam kekurangan nutrisi jika kelangkaan urea terus berlanjut. Bahkan, sejumlah kios juga menolak menerima uang muka para petani sebelum ada kepastian kapan turunnya urea yang dibutuhkan cepat di masa pertumbuhan generatif tersebut.


H Deden, Ketua Kelompok Tani Saridona Desa Karangtanjung kecamatan Lemahabang mengatakan, urea di kios besar sedang sulit di dapat, termasuk saat menengok ke gudang slini yang ada di Lemahabang. Padahal, petani sangat membutuhkan urea untuk nutrisi tanaman di masa pertumbuhan sekitar 30 hari setelah tanam (HST). Jika dibiarkan lama, pertumbuhan tanaman terancam lambat. Bahkan, sebutnya, kelangkaan ini sempat ada isu gegara ada penyetopan urusan distribusi dan syarat di Rencama Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK). "Saya gak ngerti penyebabnya apa, yang jelas urea sudah langka hampir dua pekan terakhir di kios besar sekalipun, padahal di masa generatif ini, tanaman sangat membutuhkan urea, " Katanya.

Humas PT Pupuk Kujang Cikampek, Indra Gunawan mengatakan, pihaknya selaku produsen pupuk kujang sudah memasok sesuai alokasi kebutuhan berdasarkan RDKK. Adapun kekurangan pupuk dilapangan, disebabkan adanya perbedaan luasan lahan dengan data e-RDKK, hal tersebut bisa dikarenakan belum semua petani terdaftar dalam kelompok tani atau sampai batas input data e-RDKK petani belum mendaftarkan kelompok taninya. Stok pupuk ia pastikan, sangat mencukupi baik digudang produsen maupun distributor, bahkan, Pupuk Kujang siap pasok kebutuhan petani sesuai prosedur setelah ada surat permintaan tambahan alokasi dari provinsi. "Kasusnya sama di hampir dibeberapa wilayah Jabar, adapaun terkait e-RDKK lebih jelas bisa ditanyakan ke dinas terkait, " Sarannya. (Rd)