Cuaca buruk yang terjadi di Selat Bali, pada Sabtu (27/2/2021) sore, kembali mengganggu penyeberangan. Akibat hujan deras yang disertai angin kencang, penyeberangan lintas Jawa-Bali sempat ditutup sementara.

Cuaca buruk di perairan Selat Bali itu mulai terjadi sekitar pukul 17.40 WITA dimana hujan deras turun dan disertai angin kencang. Semakin lama hujan semakin deras dan angin semakin kencang sehingga membuat Selat Bali menjadi gelap dan berkabut.

Kondisi cuaca seperti itu membuat kapal-kapal yang sedang berlayar tidak jelas kelihatan. Nahkoda atau juru mudi kapal yang melayani penyeberangan di Selat Bali juga kesulitan memantau kapal lain dan mengarahkan kapalnya akibat jarak pandang yang terbatas.

Karena cuaca membahayakan pelayaran kapal dimana jarak pandang yang terbatas bisa membuat kapal salah arah sehingga hanyut atau kandas serta bisa juga bersenggolan dengan kapal lain dan angin kencang dengan kecepatan 27 sampai 30 knot bisa menyerat kapal keluar dari jalur pelayaran Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) memutuskan untuk menghentikan penyeberangan sementara pukul 18.00 WITA.

Setelah penyeberangan ditutup sementara seperti biasa kapal yang sedang sender di dermaga tidak diperbolehkan berlayar, sementara kapal yang sudah berlayar diminta merapat ke pelabuhan terdekat dan mencari tempat mengapung yang aman. Pengguna jasa yang akan menyeberang juga harus menunggu di areal pelabuhan.

“Penyeberangan ditutup sementara karena angin kencang dan hujan deras membuat jarak pandang terbatas,” ujar Kepala UPP Gilimanuk, I Gusti Agung Komang Arbawa ketika dikonfirmasi.

Akhirnya sebelum terjadi penumpukan pengguna jasa penyeberangan di pelabuhan, cuaca buruk tersebut mulai mereda. Hujan deras maupun angin kencang menurun dan cuaca di Selat Bali kembali normal. Sehingga pukul 18.20 WITA penyeberangan dibuka kembali.

“Setelah penyeberangan dibuka kembali cuaca tetap normal sehingga pelayaran kapal bisa lancar,” jelasnya***