Kementerian Perhubungan (Kemenhub) cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) mengadakan pertemuan secara virtual dengan Australian Maritime Safety Authority (AMSA). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kerja sama regional khususnya di bidang maritim.

"Ini adalah Rapat Koordinasi dan Perencanaan Lingkungan Laut Indonesia-Australia untuk membahas agenda Marine Environment Coordination and Planning Meeting (MECPM) yang secara khusus membahas tentang pencegahan dan penanganan pencemaran lingkungan maritim," kata Direktur KPLP, Ahmad melalui keterangan tertulis, Jumat (23/4/2021).

Ahmad mengungkapkan bahwa Australia dan Indonesia memiliki kerja sama yang cukup banyak memerhatikan kesiapsiagaan dan penanganan pencemaran laut lintas batas. Dan pertemuan ini juga sebagai tindak lanjut dari Memorandum of Understanding on Transboundary Marine Pollution Preparedness and Response yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Australia di Bali pada Oktober 2018 silam.

"Indonesia telah setuju dengan inisiatif dan upaya kolaborasi, serta persiapan terkoordinasi dan menetapkan protokol komunikasi dan langkah-langkah lain untuk memfasilitasi kerja sama penanggulangan pencemaran bersama jika terjadi ancaman atau insiden pencemaran laut lintas batas. Saya percaya bahwa kami selalu menjaga semangat mempromosikan keselamatan navigasi dan melindungi lingkungan laut dari tumpahan minyak," kata Ahmad

Sementara itu, Kasubdit Penanggulangan Musibah dan Pekerjaan Bawah Air, Een Nuraini Saidah membahas agenda pembahasan Standar Operation Prosedure dalam penanggulangan tumpahan minyak di laut di lintas batas, rencana pelaksanaan Webinar bersama Indonesia Australia, kerja sama terkait Women in Maritime kedua negara, dan pembahasan kemungkinan training virtual untuk program Oil Map untuk personel Ditjen Perhubungan Laut terutama yang bertugas di perbatasan antar negara maupun petugas di Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai.

Selain agenda tersebut, Indonesia menyampaikan untuk terus menguatkan kerja sama di forum International Maritime Organization mengingat kedua Negara merupakan Anggota Dewan IMO.

Dalam pertemuan ini, Indonesia dan Australia berbagi informasi mengenai kondisi terkini kemampuan masing-masing negara dalam menanggulangi pencemaran laut terutama yang diakibatkan oleh tumbuhan minyak di laut serta rencana ke depan, kesiapsiagaan, serta terkait tanggung jawab dan kompensasinya.

"Indonesia juga menyampaikan pelaksanaan kegiatan National Marine Oil Pollution Excercise (Marpolex) yang telah dilaksanakan di Bandar Lampung pada bulan November 2020 yang lalu sebagai wujud komitmen Indonesia dalam penanggulangan tumpahan minyak di laut baik di perairan maupun di pelabuhan, yang dalam latihan tersebut tidak dapat dihadiri oleh Australia dan beberapa negara sahabat seperti yang sebelumnya mengingat protokol kesehatan maupun protokol perhelatan internasional masih belum memungkinkan" ujar Een.

Hasil pertemuan kedua negara menegaskan kembali komitmen kerja sama Indonesia dan Australia dalam perencanaan tanggap darurat nasional maupun lintas negara, kebijakan dan prosedur penanggulangan pencemaran di laut di kedua negara, serta pelaksanaan kebijakan dimaksud di masing-masing negara.***ts