Sejumlah Kasie Kesos Kecamatan, menyebut bahwa sebelumnya guru ngaji dan Amil di setiap desa sudah di data, namun belum sampai pemberkasan sejak akhir tahun kemarin. Kuotanya, tentu tinggi. Sayangnya, saat jatah turun dari bagian kesra, justru kuota yang muncul untuk calon penerima Honor Daerah (Honda) saat Ramadan, masih tetap tanpa penambahan.
Mohammad Tamim, Kasie Kesos Cilamaya Wetan


Kasie Kesos Cilamaya Wetan, Tamim mengatakan, calon penerima insentif Honda di 11 Desa di Kecamatan Cilamaya Wetan, jumlah yang diterima dari Kesra sebanyak 45 orang untuk Amil dan guru ngaji sebanyak 376 orang. Juan itu, sebutnya, masih tetap seperti tahun sebelumnya. Padahal, jauh sebelum bulan Februari - Maret, pihaknya dimintai data jumlah guru ngaji dan Amil, jumlahnya mencapai lebih dari itu. 

"Di kiranya saya mau bertambah, ternyata kuotanya tetap yang turun seperti tahun 2021, padahal sebelumnya sudah didata lebih walaupun berupa data mentah tanpa berkas. Kalau besaran insentifnya sih iya naik, Guru Ngaji Rp1,5 Juta, Amil Rp1,2 Juta dan Merbot yang di data penyuluh KUA Rp1 juta tahun ini, " Kata Tamim.

Disinggung maraknya pergantian Amil dari dampak Pilkades dan Kades baru, Tamim menyebut bahwa Kepala Desa harus bertanggungjawab sosial dan jangan kedepankan politik Pilkades. Sebab,baik guru ngaji maupun Amil yang diajukan sekarang ini harus melampirkan surat keterangan dari Kepala Desa sebagai syaratnya. Soal di lapangan, ia harapkan bisa sesuai prosedur dan mekanisme yang ada.

"Ada yang ganti juga, biasa hasil Pilkades kan berdampak. Tapi siapapun yang di rekomendasikan harus siap dipertanggungjawabkan pemerintah desa, jangan sampai terjadi kecemburuan, sebab kuotanya memang terbatas seperti tahun sebelumnya, " Pungkasnya. (Rd)