Breaking News
---

Jalur Mudik Pantura Cirebon Timur Masih Minim PJU

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyatakan jalur mudik pantai utara (Pantura) yang berada di daerah tersebut, khususnya wilayah timur, masih minim penerangan jalan umum (PJU), sehingga gelap ketika malam hari tiba.

Foto ilustrasi

"Masih banyak jalur mudik yang belum terpasang PJU, terutama di Cirebon timur," kata Kabid Prasarana Perhubungan Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon Hilman Firmansyah di Cirebon, Senin.

Hilman mengatakan jalur Pantura Cirebon, yang masih belum terpasang PJU, berada di sekitar Kanci sampai dengan Losari yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah.

Di jalur tersebut, terdapat beberapa titik PJU, tetapi penerangan masih sangat minim, karena ketika malam hari sepanjang jalur tersebut gelap, sehingga pengendara hanya bisa mengandalkan penerangan dari kendaraan saja.

Untuk itu, lanjut Hilman, pihaknya mengimbau kepada para pengendara, agar berhati-hati ketika melintas di jalur tersebut. "Yang belum terpasang PJU itu di sekitar Kanci, Pangenan, hingga Gebang, jadi saat malam gelap," tuturnya.


Hilman menambahkan penambahan PJU di jalur tersebut merupakan kewenangan dari Pemerintah Pusat, karena terdapat di jalur nasional, sehingga pihaknya hanya bisa berkoordinasi dan mengusulkan saja.

Menurut dia, PJU di Kabupaten Cirebon yang terpasang baru 13 ribu titik, dan masih dibutuhkan sekitar 14 ribu titik lagi, agar jalan yang berada di wilayah Jawa Barat paling timur itu bisa terang.

"PJU di kita batu terpasang 13 ribu titik, baik di jalan Nasional, Provinsi, maupun Kabupaten, masih kurang banyak," katanya.

Sementara Kepolisian Resor Bogor, Polda Jawa Barat memprediksi kepadatan arus lalu lintas di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor terjadi pada H-5 Lebaran 1443 Hijriah atau 27 April 2022.

"Sepertinya karena sudah ditetapkan cuti bersama. Lonjakan arus lalu lintas akan meningkat satu hari jelang cuti bersama. Itu sih prediksi H-5 Lebaran," ujar Kanit Turjawali Satlantas Polres Bogor Ipda Adrian saat dihubungi, di Kabupaten Bogor, Senin.

Menurutnya, selama bulan Ramadhan penerapan rekayasa lalu lintas di jalur penghubung Kabupaten Bogor-Kabupaten Cianjur itu berupa sistem satu arah atau one way secara situasional dengan melihat volume kendaraan yang melintas.

“Mengingat arusnya sepi, cenderung lengang tidak perlu dilakukan rekayasa, hanya kami antisipasi kerahkan anggota pengaturan di titik-titik hambat antisipasi, nanti sore hari menjelang buka puasa antisipasi yang mau ngabuburit kami antisipasi lonjakan arus yang akan berbuka di kawasan puncak,” kata Adrian.

Kasatlantas Polres Bogor AKP Dicky Anggi Pranata menyebutkan bahwa pihaknya juga menyiapkan konsep pembatasan kendaraan besar seperti bus dan truk untuk melintas di jalur alternatif kawasan Puncak. "Perlu adanya aturan pembatasan kendaraan bus atau truk ke jalur alternatif Puncak, dengan memasang rambu di simpang jalur alternatif," kata Dicky.

Menurutnya, kemacetan di jalur alternatif sekitaran Puncak salah satunya disebabkan oleh kendaraan bus dan truk yang lebarnya hampir sama dengan ruas jalan.

Dicky mengusulkan pembuatan lokasi parkir khusus kendaraan besar yang akan masuk ke kawasan wisata yang ada di jalur alternatif Puncak. Kemudian menyediakan angkutan khusus dari lokasi parkir kendaraan besar ke tempat-tempat wisata.

"Untuk pembangunan lokasi parkir rencananya ada tujuh lokasi, yakni Rest Area Cilember, Taman Wisata Matahari, Rest Area Lembah Nyiur, lalu di Rest Area Anggraeni, Rest Area Sinbad, kemudian di Hotel Evergreen dan Gunung Mas," katanya pula.(Anta)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan