Polri memastikan kebutuhan industri bahan bakar minyak (BBM) terpenuhi. Pihak PT Pertamina disebut akan membantu penyediaan SPBU apabila tidak mencukupi.

"Apabila memang jaraknya jauh dan perlu pelayanan-pelayanan khusus, dari Pertamina sudah mempersiapkan kalau memang diperlukan adanya tambahan SPBU-SPBU untuk industri, termasuk tempat penyimpanan (BBM)," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 8 April 2022.

Listyo melihat terjadi peningkatan terhadap kebutuhan solar subsidi dalam beberapa hari terakhir. Menurut dia, peningkatan itu terjadi akibat fenomena kenaikan terhadap tren produktivitas komoditas jenis tertentu.

"Khususnya yang ada di perkebunan dan pertambangan. Sementara Indonesia saat ini dengan adanya dampak global terjadinya perang Ukraina lawan Rusia yang juga berdampak terhadap berkurangnya ketersediaan minyak dunia dan gas dunia dan ini berdampak kepada seluruh negara," ungkap Tribrata (TB) 1 itu.

Namun, dia memastikan akan menjaga pasokan solar subsidi di tengah meningkatnya kebutuhan. Sehingga, kata dia, keberadaan minyak, solar dan BBM tercukupi.

"Ini betul-betul bisa kita jaga dan pertahankan," ucap mantan Kabareskrim Polri itu.

Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya akan menambah fasilitas untuk mengurai kemacetan di jalan-jalan raya. Salah satunya 220 unit motoris.

"Jadi motor-motor yang bisa kemudian mengisi BBM nanti bapak ibu yang di tengah jalan kehabisan BBM tinggal telepon call center 135, share location nanti motoris ini akan datang lokasi bapak ibu untuk mengisi BBM di lokasi," ungkapnya.

Selain itu, dia menyebut Pertamina juga menambah mobile dispenser, yaitu mobil tengki yang ditambah dengan flow meter. Menurut dia, nantinya akan ada penambahan sebayak 144 unit.

"Sehingga, nanti di rest area yang tidak ada SPBU, kami bisa pasang di sana ataupun di SPBU-SPBU yang demand-nya meningkat," ucap Nicke.

Kemudian, Pertamina juga akan memasang 37 unit SPBU temporer di jalan-jalan tertentu untuk mencegah antrean. Dia menyadari terjadi kelebihan kuota terhadap penerimaan subsidi dan ada dugaan penerima BBM subsidi tidak tepat sasaran.

Dia meminta bantuan masyarakat untuk melapor ke call center 135 apabila menemukan pelaku penyalahguna BBM tersebut. "Jadi, pembelian subsidi yang bukan oleh ini, misalnya oleh industri besar dan juga penimbunan-penimbunan, tengki yang dimodifikasi kita mohon bantuannya untuk hal ini," ujarnya.

Kapolri bersama pihak PT Pertamina dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan rapat koordinasi siang tadi di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri, Jakarta Selatan. Rapat itu membahas terkait penyediaan BBM bersubsidi.(Medcom)