Produksi gabah yang anjlok saat musim panen kemarin, masih belum hilang dari ingatan pada petani. Kini, paska pengolahan dan memasuki masa persemaian Juli - Agustus, pertanaman padi masih berpotensi di Bayangi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Foto : Kepala UPTD Pengelolaan Pertanian Kecamatan Tempuran, Asep Suardni


Hal itu di ungkapkan Kepala UPTD Pengelolaan Pertanian Kecamatan Tempuran, Asep Suardanj di sela-sela Minggon kecamatan Selasa (9/8/2022).  Saat ini, sebut Asep, baru 1.000 hektar lahan pertanian memasuki masa tanam persemaian sejak Juli dan di prediksi sampai akhir Agustus sudah mencapai 2.500 hektar. Ia ingatkan, bahwa serangan hama masih berpotensi terjadi, sebab ia khawatirkan 'Turiang' masih ada kelompok telur yang belum menetas dan potensi serangan hama penggerek batang dan hama wereng membayangi pertanaman.

"Karena itu, antisipasi yang di sarankan bagi petani adalah di persemaian dengan cara membunuh ulat sebelum menetas dan masuk batang. Begitu juga saat persemaian sudah terlihat merah, kami sarankan jangan di paksakan, lebih baik di lakukan persemaian ulang dari pada kena penyakit. Ini, kami tegaskan akan terus dilakukan sosialisasinya kepada para petani lewat penyuluhan tindak lanjut di desa-desa, " Katanya.

Mantan Koorluh di Kecamatan Tirtamulya ini menambahkan, soal pengairan, sejauh ini hasil koordinasi dengan pihak Petani Pengelola Air (P3A), sudah tersedia, untuk itu ia harapkan agar petani memulai segera gerakan.

"Jangan sampai mubadzir, air tersedia tapi belum ada gerakan. Nah, ini kita terus dorong, " Pungkasnya. (Rd)