Masyarakat Yogyakarta memiliki tradisi unik menyambut Ramadan. Di antaranya ruwahan dan nyadran.

Nyandran dan Ruwahan, Tradisi Masyarakat Yogyakarta Sambut Ramadan

Ketua Umum Keluarga Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (Kasagama), Wahjudi Djaja mengatakan tradisi ini biasanya dimulai tujuh hari sebelum bulan puasa. Ruwahan berkaitan dengan bulan Sya’ban sedangkan Nyadran lebih kepada kepercayaan kepada leluhur.

“Tradisi yang pertama dilakukan, yaitu besik atau membersihkan makam. Ada juga kirab budaya yang diikuti seluruh warga serta prosesi dari rumah tokoh masyarakat ke makam untuk doa dan berziarah,” kata Wahjudi, Minggu (3/3/2024).

Selain itu, lanjutnya, ada tradisi padusan atau bersih-bersih diri. “Artinya, kita memasuki bulan puasa dalam posisi yang bersih dan dengan kondisi siap,” katanya, menerangkan.

Menurutnya, tradisi ini bukan hanya sekadar ritual. Akan tetapi, memiliki makna yang mendalam khususnya mengingatkan bahwa setiap manusia akan kembali ke Yang Maha Kuasa.(*)