
Rupiah Lanjutkan Penguatan Jadi Rp16.786 per Dolar AS
0 menit baca
Penguatan rupiah berlanjut hingga penutupan perdagangan Senin (14/4/2025) sore. Menurut Bloomberg, rupiah naik 0,05 persen atau sembilan poin menjadi Rp16.786 per dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah terus menguat seiring turunnya indeks dolar akibat situasi perekonomian AS yang tidak menentu akibat kebijakan tarif impor. Sentimen pasar sempat muncul ketika Presiden AS, Donald Trump, menyatakan barang-barang elektronik tidak terkena kebijakan tarifnya.
Namun, Trump lalu menyatakan impor barang elektronik masih akan menghadapi pungutan 20 persen. "Dia akan mengumumkan tarif impor terpisah untuk barang elektronik," kata analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi.
Hal ini membuat pelaku pasar kembali bersikap waspada. Apalagi Tiongkok terlihat tidak sedikitpun akan mundur dan justru mampu menjangkau mitra dagang lainnya.
Perang dagang antara AS dan Tiongkok juga dikhawatirkan mengganggu rantai pasok dan menghambat pertumbuhan ekonomi global. Pelaku pasar beranggapan kemungkinan 50 persen perekonomian AS akan mengalami resesi.
Selanjutnya pelaku pasar akan fokus pada data pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang akan dirilis pekan ini. Demikian pula dengan rilis data-data ekonomi utama di sejumlah negara Asia.
Di dalam negeri, Ibrahim menyatakan pemerintah harus bersiap menghadapi dinamika global akibat perang dagang antara AS dan Tiongkok. "Selain bernegosiasi, Indonesia harus memperkuat fondasi perekonomiannya di mana kepentingan nasional harus menjadi prioritas utama," ucapnya.
Tiongkok yang memilih melawan AS kemungkinan akan mengalihkan pasar produknya ke negara-negara ASEAN. Indonesia harus mengantisipasi agar tidak kebanjiran barang impor dari Tiongkok yang berpotensi mengganggu industri dalam negeri.(*)