Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News :

WHO Nyatakan Wabah Polio di Papua Nugini

Lae: WHO resmi menyatakan terjadinya wabah polio di Papua Nugini dan mendesak pelaksanaan kampanye vaksinasi secara segera. Dua anak sehat di Kota Lae, wilayah pesisir timur laut Papua Nugini, ditemukan membawa virus polio melalui pemeriksaan rutin.

Foto ilustrasi alat infus


Melansir dari BBC, Senin (19/5/2025), temuan ini mengkhawatirkan karena hanya kurang dari setengah populasi negara tersebut yang telah menerima imunisasi polio. Virus polio, yang hampir musnah secara global, mulai kembali muncul di beberapa wilayah dunia. WHO memperingatkan bahwa virus ini dapat menyebar melampaui perbatasan negara.

“Kita harus berusaha mencapai cakupan vaksinasi 100 persen,” ujar perwakilan WHO, menekankan bahwa “polio tidak mengenal batas negara”. Polio menyebar melalui kontak dengan tinja atau percikan dari orang yang terinfeksi saat batuk dan bersin.

Penyakit ini paling banyak menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun dan tidak ada obatnya. Sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala, namun sebagian lainnya mengalami gejala mirip flu.

Dalam kasus tertentu, virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan, dan jika menyerang otot pernapasan, bisa berakibat fatal. Papua Nugini sebelumnya dinyatakan bebas polio sejak tahun 2000, namun, wabah sempat terjadi pada 2018 dan berhasil dikendalikan.

Virus yang ditemukan dalam kasus terbaru ini memiliki kesamaan genetik dengan strain yang beredar di Indonesia. Papua Nugini sendiri berbatasan langsung dengan Provinsi Papua di Indonesia.

Menteri Kesehatan Papua Nugini, Elias Kapavore, menargetkan cakupan imunisasi polio mencapai 100 persen pada akhir tahun ini. Kampanye vaksinasi akan difokuskan pada anak-anak berusia 10 tahun ke bawah, dengan sasaran mencapai sekitar 3,5 juta orang.

“Pertempuran melawan polio dimulai hari ini,” tulis Departemen Kesehatan dalam unggahan di media sosial. Program vaksinasi ini didukung oleh WHO, UNICEF, dan pemerintah Australia.

Perwakilan UNICEF di Papua Nugini, Veera Mendonca, menyoroti ketimpangan cakupan vaksinasi di berbagai daerah. Vaksinasi tersebut di beberapa distrik bahkan hanya mencapai 8 persen.

“Itu tidak dapat diterima,” tegasnya. UNICEF kini bekerja sama dengan gereja dan tokoh masyarakat untuk mendorong vaksinasi serta melawan informasi keliru yang beredar.(*)

Hide Ads Show Ads