Kegiatan yang berlangsung di Aula SLB Negeri Kabupaten Bandung Barat itu diikuti 33 peserta, terdiri dari guru, tenaga pendidik, dan sahabat tuli dari Kabupaten Bandung Barat dan Cianjur.
Pelatihan ini menjadi ruang penting bagi para pengajar difabel untuk meningkatkan kemampuan dalam menyampaikan pembelajaran Al-Qur’an menggunakan bahasa isyarat.
Pelatihan ini dirancang bukan hanya untuk memperdalam pemahaman Al-Qur’an, tetapi juga untuk memperkaya metode komunikasi yang lebih inklusif.
Para peserta difabel rungu-wicara mendapatkan pembekalan agar nantinya mampu mengajar kembali di lingkungan masing-masing dan memperluas akses belajar Al-Qur’an bagi teman-teman tunarungu dan tunawicara.
"Ini merupakan wujud kepedulian pemerintah dalam memberikan hak bagi warga negara, termasuk anak-anak disabilitas, agar bisa membaca Al-Qur’an. Metode ini membantu kami mengajar dengan lebih tepat," ujar salah satu peserta ToT, Maman Abdurahman.
Kepala SLBN Kabupaten Bandung Barat, Dewi Wulandari, menyampaikan bahwa program ini bagian dari pengimbasan pelatihan pengajar isyarat Al-Qur’an tahun 2025 yang didukung Baznas RI dan Baznas Jawa Barat.
"SLBN Bandung Barat bekerja sama dengan Baznas RI dan Baznas Provinsi Jawa Barat mengadakan program pengimbasan Training of Trainers pengajar isyarat Al-Quran tahun 2025," jelasnya.
Tingginya jumlah penyandang kebutuhan khusus yang belum dapat membaca dan memahami Al-Qur’an menjadi perhatian utama dalam program ini.
Melalui pelatihan ToT ini, guru-guru difabel diharapkan dapat menjadi motor penggerak dalam menyediakan pembelajaran Al-Qur’an yang inklusif dan berbasis bahasa isyarat.(*)

