Generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan secara positif setiap teknologi informasi yang berkembang saat ini. Sebab, adanya wabah global COVID-19 yang merebak telah membuat pergeseran peradaban yang sangat cepat.



"Adanya COVID-19 membuat pergeseran peradaban dengan sangat cepat, oleh karena itu kaum muda harus senantiasa memanfaatkan secara positif," kata Executive Editor Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ahmed Kurnia S. dalam Diskusi Merajut Nusantara bertema "Pemanfaatan Teknologi Informasi di Masa Pandemi COVID-19" pada Minggu (21/3/2021).

Menurut dia, semenjak merebaknya pandemi,  penggunakan teknologi dalam jaringan (daring) menjadi andalan dalam penyelenggaraan kegiatan produktif. Dari mulai perdagangan hingga pelayanan publik kepada masyarakat dilakukan melalui aplikasi yang tersambung di dunia maya.

Bahkan, pembayaran secara daring melalui uang digital sekarang menjadi pilihan masyarakat untuk bertransaksi di mana pun berada. Baik pembayaran yang dilakukan melalui ruang digital maupun menggunakan teknologi lainnya. 

"Kalau dulu penggunaan uang digital, jarang dilirik masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran," katanya.

Kini, masyarakat telah terbiasa menggunakan teknologi tersebut untuk berbagai kegiatan produktif. Satu tahun sudah, perkembangan teknologi informasi dipakai oleh seluruh elemen masyarakat untuk mengakses pendidikan, rapat hingga perdagangan secara daring.

"Melalui aplikasi di ruang digital, kita saat ini kerap menggunakannya untuk menggantikan kegiatan tatap muka," imbuhnya.

Dengan masifnya penggunaan teknologi dan informasi yang dilakukan saat ini, kaum muda harus menjadi pelopor dalam menggaungkan informasi yang positif ketika menggunakan teknologi informasi berkembang. Sehingga, penggunaan teknologi melalui ruang digital dapat sepenuhnya di dominasi oleh informasi positif.

Hal ini dibutuhkan, demi mendorong setiap individu pengguna teknologi melakukan kegiatan positif ketika berselancar di dunia digital. Dengan begitu, peredaran informasi yang cenderung tidak benar atau hoaks dapat diminimalisir.

"Kita saat ini sedang berjuang melawan hoaks di dunia maya," pungkasnya. **ts