Breaking News
---

Kata Moeldoko Soal Kelanjutan Jet Tempur Indonesia-Korea Selatan

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi kelanjutan program kerjasama pengembangan pesawat tempur Indonesia dan Korea Selatan. Ia menilai terdapat tiga isu besar yang hadir dalam keberlangsungan program kerjasama tersebut.(2/10/23).

Pesawat Tempur

Yaitu engenai hak kekayaan intelektual, sistem perjanjian, serta hak pemasaran. Ketiga isu tersebut, menurut Moeldoko perlu segera dicarikan solusi untuk melanjutkan keberlangsungan kerjasama ini.

“Pada kerjasama ini juga ada pertaruhan hubungan politik kedua negara, jangan sampai ini dipertaruhkan dan harus kita pikirkan dengan sungguh-sungguh,” kata Moeldoko saat mengadakan pertemuan dengan sejumlah kementerian membahas langkah lanjutan program kerjasama pengembangan pesawat tempur Korea Fighter X dan Indonesia Fighter X (KFX/IFX) bersama Korea Selatan, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Selain mengenai harmonisasi kerjasama bilateral tersebut, Moeldoko juga menyampaikan adanya pelibatan transfer teknologi dari proyek jet tempur tersebut. “Proyek ini juga berkaitan dengan pengembangan SDM kita, agar insinyur-insinyur kita bisa menguasai teknologi yang juga lebih advance,” ujarnya.

Sebagaimana sebelumnya telah disampaikan, alokasi cost share (pembagian biaya) sempat mengalami penundaan. Sehingga diperlukan renegosiasi terkait permasalahan ini. 

Jika sesuai dengan perjanjian, maka program engineering, manufacturing, and development (EMD) dalam proyek ini rampung pada 2026. Namun, hal tersebut tidak dapat dilaksanakan karena Indonesia masih harus melunasi pembayaran cost share tersebut.

Dari sisi anggaran, Moeldoko menyampaikan perihal tersebut sudah menjadi keputusan dari Kementerian Keuangan. “Awalnya kita semangat lalu poco-poco (maju-mundur) dan sekarang kita semangat lagi namun keuangan negara berkehendak lain,” ucapnya.

Sebagai informasi Indonesia menjalin kerja sama dengan Korea Selatan dalam pengembangan jet tempur KFX/IFX. Dua negara bersepakat dalam proyek US$8 miliar atau Rp121,35 triliun. 

Dalam proyek itu, Indonesia akan mendapatkan transfer teknologi jet tempur. Proyek itu diperkirakan akan memproduksi 120 unit jet tempur untuk Korsel dan 48 unit untuk Indonesia. 

Sesuai kesepakatan, Indonesia menanggung 20 persen pembayaran. Moeldoko juga menyebut akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan pada Hari TNI mendatang, Kamis (5/10/2023).(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan