Breaking News
---

SMK di Indonesia Bakal Punya Mata Pelajaran Baru di Tahun 2021

Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi (Diksi) mempersiapkan sebuah mata pelajaran baru bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia pada tahun 2021. Mata kuliah yang bakal diberinama Logic dan Digital Technology ini akan menjadi mata pelajaran wajib.

Foto Ilustrasi

Dirjen Diksi, Wikan Sakarinto mengatakan mata pelajaran tersebut sangat dibutuhkan seluruh siswa SMK dari berbagai jurusan. Pasalnya, saat ini kemajuan teknologi menuntut manusia untuk menyesuaikan diri agar mampu bersaing dalam kompetisi industri.

“Kami arahkan fokus vokasi Indonesia pada lima sektor yakni industri manufaktur, industri kreatif, hospitality, care service dan agriculture. Kita melihat, seluruh industri itu membutuhkan IT, yang tentu harus kita penuhi dalam pendidikan. Karena itu kami sedang gagas mata pelajaran Logic dan Digital Technology tahun ini, semoga segera goal,” ungkap Wikan pada wartawan usai membuka Rapat Koordinasi dan Kickoff Program Diksi 2021 di Marriot Hotel, Kamis (4/2/2021).

Dari sisi kurikulum, Diksi juga sudah mengupayakan adanya sinkronisasi dengan industri, yang mampu menjawab tantangan riil dan kewirausahaan. Beberapa inovasi dan modifikasi dilakukan misalnya mata pelajaran biasa yakni Matematika, Bahasa Indonesia dan IPA diubah menjadi terapan di SMK.

“Konteksnya bukan pelajari teori terus nanti mau masuk MIPA, tapi di vokasikan. Bahasa Indonesia ya untuk komunikasi. Aneh kemudian anak SMK dengan nilai Bahasa Indonesia 9 tapi tak bisa komunikasi. Nantinya pelajaran SMK berbasis project riil industri kita berikan sejak kelas 2. Apa yang industri butuhkan, harus bisa dipenuhi SMK,” ungkapnya lagi.

Wikan juga mengatakan Diksi terus mengupayakan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri dengan memaksimalkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Total anggaran Rp 1,4 trilyun di tahun 2021 pun akan dimaksimalkan untuk membangun kualitas SDM, bukan lagi mengampu pembangunan infrastruktur dan alat saja.

“Tahun ini dana hibah hanya akan kita berikan pada instansi, sekolah yang pemimpinnya bersifat subur bukan gersang karena kalau gersang dalam hal pemikiran dan kinerja ya pasti hanya akan membeli gedung dan alat saja. Kami ingin sekolah mengubah mindset untuk membangun kualitas siswa,” tandas pria yang juga mantan Dekan Sekolah Vokasi UGM ini.

Diksi menurut Wikan juga mengusulkan bawasanya sebaiknya masa studi di SMK cukup dengan tiga tahun saja. Namun, mereka dapat mengambil ekstensi 1,5 tahun dengan nantinya ketika lulus otomatis menyandang gelar D2.

“Dengan perkembangan yang ada saat ini, ya kita harus bergerak juga agar bisa menyesuaikan diri. Harapannya lulusan vokasi kita bisa mendapat tempat di industri namun juga mampu masuk ke bidang kewirausahaan,” pungkas Wikan.***

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan